Solidaritas Perempuan Minta Kandidat Gubernur Komitmen
Makassar (ANTARA News) - Solidaritas Perempuan di Makassar, Sulawesi Selatan meminta agar semua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur agar komitmen ketika terpilih nanti.
"Kami meminta para kandidat yang terpilih nanti agar komitmen menjalankan programnya termasuk kebutuhan dasar masyarakat," kata Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan Wahida Rustam di Makassar, Sabtu.
Kepada jurnalis Wahida menyebutkan, ada 18 poin penting yang harus dilaksanakan gubernur terpilih nanti diantaranya, pemenuhan hak pendidikan dan Kesehatan gratis, air bersih, listrik murah, reproduksi perempuan, dan kebijakan diskriminasi perempuan.
Selain itu, masalah krusial lainnya seperti penanggulangan banjir, pemberantasan korupsi, perlindungan kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya, penggusuran, pengelolaan rumah susun, lapangan kerja, kesetaraan gender dan reklamasi pantai termasuk pangan sehat.
"Berdasarkan hasil pertemuan dalam 'tudang sipulung' pada 17 Januari hanya dua tim sukses yang hadir tim IA dan Garuda-na, sementara tim Sayang tidak hadir. Padahal pertemuan itu penting karena dihadiri 500 perempuan perwakilan 1.250 perempuan," katanya.
Bahkan solidaritas perempuan, kata dia kembali melakukan road show di semua kandidat pada 18 Januari untuk menyalurkan aspirasi terkait program kerja mereka kepada masyarakat.
"Dalam pertemuan itu, kami menilai program kesehatan dan pendidikan gratis oleh Gubernur petahana Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) tidak merata di semua daerah, dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ungkap Wahida.
Sementara Ketua Badan Eksekuif Komunitas Solidaritas Perempuan Angin Mamiri Makassar, Hajar H Junaid menambahkan, pasangan Ilham-Aziz (IA) menyatakan komitmen, begitu pula pasangan Rudiyanto Asapa-Andi Nawir (Garuda-Na).
"Dalam dialog di tempat berbeda, Pasangan IA menyatakan komitmen akan melaksanakan program hak dasar, sementara pasangan Garuda-Na juga sepakat, bahkan mereka menyoroti program Pendidikan dan Kesehatan gratis yang tidak merata," tuturnya.
Menurut dia, tidak ada tendesi politik apalagi keberpihakan kepada para kandidat apalagi ikut bermain politik dan itu adalah murni aspirasi yang dikeluarkan solidaritas perempuan.
"Solidaritas perempuan serta perwakilan 1.250 perempuan dari beberapa kabupaten kota meminta kepada para kandidat untuk memegang janji dan komitmennya terhadap persoalan kepentingan perempuan. Kami pastikan tidak ada politik uang untuk mengumpulkan suara pada 22 Januari 2013," ungkapnya. (T.KR-DF/N005)
"Kami meminta para kandidat yang terpilih nanti agar komitmen menjalankan programnya termasuk kebutuhan dasar masyarakat," kata Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan Wahida Rustam di Makassar, Sabtu.
Kepada jurnalis Wahida menyebutkan, ada 18 poin penting yang harus dilaksanakan gubernur terpilih nanti diantaranya, pemenuhan hak pendidikan dan Kesehatan gratis, air bersih, listrik murah, reproduksi perempuan, dan kebijakan diskriminasi perempuan.
Selain itu, masalah krusial lainnya seperti penanggulangan banjir, pemberantasan korupsi, perlindungan kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya, penggusuran, pengelolaan rumah susun, lapangan kerja, kesetaraan gender dan reklamasi pantai termasuk pangan sehat.
"Berdasarkan hasil pertemuan dalam 'tudang sipulung' pada 17 Januari hanya dua tim sukses yang hadir tim IA dan Garuda-na, sementara tim Sayang tidak hadir. Padahal pertemuan itu penting karena dihadiri 500 perempuan perwakilan 1.250 perempuan," katanya.
Bahkan solidaritas perempuan, kata dia kembali melakukan road show di semua kandidat pada 18 Januari untuk menyalurkan aspirasi terkait program kerja mereka kepada masyarakat.
"Dalam pertemuan itu, kami menilai program kesehatan dan pendidikan gratis oleh Gubernur petahana Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) tidak merata di semua daerah, dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ungkap Wahida.
Sementara Ketua Badan Eksekuif Komunitas Solidaritas Perempuan Angin Mamiri Makassar, Hajar H Junaid menambahkan, pasangan Ilham-Aziz (IA) menyatakan komitmen, begitu pula pasangan Rudiyanto Asapa-Andi Nawir (Garuda-Na).
"Dalam dialog di tempat berbeda, Pasangan IA menyatakan komitmen akan melaksanakan program hak dasar, sementara pasangan Garuda-Na juga sepakat, bahkan mereka menyoroti program Pendidikan dan Kesehatan gratis yang tidak merata," tuturnya.
Menurut dia, tidak ada tendesi politik apalagi keberpihakan kepada para kandidat apalagi ikut bermain politik dan itu adalah murni aspirasi yang dikeluarkan solidaritas perempuan.
"Solidaritas perempuan serta perwakilan 1.250 perempuan dari beberapa kabupaten kota meminta kepada para kandidat untuk memegang janji dan komitmennya terhadap persoalan kepentingan perempuan. Kami pastikan tidak ada politik uang untuk mengumpulkan suara pada 22 Januari 2013," ungkapnya. (T.KR-DF/N005)