Kapolda-Pangdam damaikan perselisihan personil TNI-Polri di Makassar
Makassar (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harsi bersama Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso sepakat mendamaikan perselisihan yang melibatkan tim Patmor Samapta Polrestabes Makassar dengan anggota TNI hingga berujung pengrusakan pos Polisi di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Pertama yang harus kita sikapi bahwa masalah terhadap persoalan pada hari Rabu adalah kesalahpahaman. Kemudian untuk menjaga situasi kondisi Kota Makassar, saya selaku Kapolda Sulsel bersama Pangdam sudah sepakat untuk tidak melanjutkan," kata Irjen Pol Setyo Boedi saat konferensi pers di aula kantor Polrestabes Makassar, Jumat malam.
Pihaknya mengharapkan agar insiden ini tidak dilanjutkan, dan meminta media menyajikan informasi yang menyejukkan dan tidak berkembang ke mana-mana. Sebab, hal yang paling utama diupayakan adalah keamanan.
"Untuk itu keamanan adalah hal penting, sehingga rekan-rekan sekalian menyikapi hal ini dengan baik. Kita harus sepakat dan paham atas kesempatan yang baik ini. Kalaupun sudah terjadi insiden ini, kita perlu colling down dulu, " katanya kepada wartawan.
"Saya kira ini kita berusaha sampaikan kepada rekan media dan masalah ini sudah ditangani oleh kami. Dengan ini mudah-mudahan bisa menjawab supaya menciptakan situasi di Kota Makassar semakin kondusif. Karena kita berharap masalah ini tidak akan terprovokasi dengan isu-isu yang lain," paparnya.
Sementara itu, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso pada kesempatan itu menambahkan, pihaknya telah mengetahui duduk masalahnya, dan permasalahan sudah diselesaikan kemarin pada Rabu, (14/4).
"Sudah kesepakatan damai, dan masalah sudah selesai dengan baik. Dan saya menguatkan bagaimana cara kita disampaikan kepada seluruh jajaran TNI, teman-teman dari divisi Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk semuanya sudah diberitahu, sudah selesai," tuturnya.
Pangdam juga menekankan agar seluruh jajaran tidak boleh ada keluar, dan bertindak di luar kontrol dari pimpinannya.
Selain itu, Dandim bersama Kapolda sudah bertemu guna menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.
"Langkah kita sudah tepat untuk mengatasi sama-sama malam hari itu juga. Kita bekerja sama di lapangan memberi tahu mereka bahwa apa yang dilakukan it mengganggu keamanan kenyamanan. Sebab, itu bisa ditumpangi isu-isu politik, yang mana situasi saat ini sudah berada di tahapan Pemilu 2024," ucapnya menekankan.
"Tadi saya yakinkan bahwa TNI baik Darat, Laut dan Udara disini sudah konsultasi masing-masing dan dalam pengamatan atasannya. Kita berharap media bisa bekerja sama memberikan berita yang benar, nyata sehingga tidak menimbulkan persepsi salah atau menciptakan situasi kurang menguntungkan masyarakat khususnya di Makassar," kata Pangdam Totok.
Sebelumnya, terjadi insiden dugaan pemukulan terhadap personel TNI oleh personel tim Patroli Bermotor (Patmor) Samapta Polrestabes Makassar saat melintas di depan Pos Polisi di bawah jembatan layang Jalan Andi Pangeran Pettarani pada Rabu (13/4) dini hari.
Saat itu korban ditahan Patmor karena tidak mengenakan helm usai makan sahur di salah satu rumah makan. Sempat korban mengaku anggota TNI namun tetap ditahan hingga terjadi kesalapahaman.
Dampak dari insiden itu, belakang terjadi pengrusakan dua pos polisi, satu sempat terbakar pertigaan Jalan Sultan Aluddin dan satu pos di Jalan Andi Pangeran Pettarani dirusak pada Jumat (15/4) dini hari.
"Pertama yang harus kita sikapi bahwa masalah terhadap persoalan pada hari Rabu adalah kesalahpahaman. Kemudian untuk menjaga situasi kondisi Kota Makassar, saya selaku Kapolda Sulsel bersama Pangdam sudah sepakat untuk tidak melanjutkan," kata Irjen Pol Setyo Boedi saat konferensi pers di aula kantor Polrestabes Makassar, Jumat malam.
Pihaknya mengharapkan agar insiden ini tidak dilanjutkan, dan meminta media menyajikan informasi yang menyejukkan dan tidak berkembang ke mana-mana. Sebab, hal yang paling utama diupayakan adalah keamanan.
"Untuk itu keamanan adalah hal penting, sehingga rekan-rekan sekalian menyikapi hal ini dengan baik. Kita harus sepakat dan paham atas kesempatan yang baik ini. Kalaupun sudah terjadi insiden ini, kita perlu colling down dulu, " katanya kepada wartawan.
"Saya kira ini kita berusaha sampaikan kepada rekan media dan masalah ini sudah ditangani oleh kami. Dengan ini mudah-mudahan bisa menjawab supaya menciptakan situasi di Kota Makassar semakin kondusif. Karena kita berharap masalah ini tidak akan terprovokasi dengan isu-isu yang lain," paparnya.
Sementara itu, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso pada kesempatan itu menambahkan, pihaknya telah mengetahui duduk masalahnya, dan permasalahan sudah diselesaikan kemarin pada Rabu, (14/4).
"Sudah kesepakatan damai, dan masalah sudah selesai dengan baik. Dan saya menguatkan bagaimana cara kita disampaikan kepada seluruh jajaran TNI, teman-teman dari divisi Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk semuanya sudah diberitahu, sudah selesai," tuturnya.
Pangdam juga menekankan agar seluruh jajaran tidak boleh ada keluar, dan bertindak di luar kontrol dari pimpinannya.
Selain itu, Dandim bersama Kapolda sudah bertemu guna menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.
"Langkah kita sudah tepat untuk mengatasi sama-sama malam hari itu juga. Kita bekerja sama di lapangan memberi tahu mereka bahwa apa yang dilakukan it mengganggu keamanan kenyamanan. Sebab, itu bisa ditumpangi isu-isu politik, yang mana situasi saat ini sudah berada di tahapan Pemilu 2024," ucapnya menekankan.
"Tadi saya yakinkan bahwa TNI baik Darat, Laut dan Udara disini sudah konsultasi masing-masing dan dalam pengamatan atasannya. Kita berharap media bisa bekerja sama memberikan berita yang benar, nyata sehingga tidak menimbulkan persepsi salah atau menciptakan situasi kurang menguntungkan masyarakat khususnya di Makassar," kata Pangdam Totok.
Sebelumnya, terjadi insiden dugaan pemukulan terhadap personel TNI oleh personel tim Patroli Bermotor (Patmor) Samapta Polrestabes Makassar saat melintas di depan Pos Polisi di bawah jembatan layang Jalan Andi Pangeran Pettarani pada Rabu (13/4) dini hari.
Saat itu korban ditahan Patmor karena tidak mengenakan helm usai makan sahur di salah satu rumah makan. Sempat korban mengaku anggota TNI namun tetap ditahan hingga terjadi kesalapahaman.
Dampak dari insiden itu, belakang terjadi pengrusakan dua pos polisi, satu sempat terbakar pertigaan Jalan Sultan Aluddin dan satu pos di Jalan Andi Pangeran Pettarani dirusak pada Jumat (15/4) dini hari.