Makassar (ANTARA Sulsel) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Sulawesi Selatan kembali menolak kehadiran Bus Rapid Transit (BRT) atau busway yang direncanakan mulai beroperasi di Kota Makassar pada 29 Februari 2014.
"Organda dan sejumlah supir angkutan kota secara tegas menolak busway beroperasi di Makassar dan daerah sekitarnya karena secara perlahan akan mematikan mata pencaharian kami," kata Koordinator Organda Sulsel Muhiddin, di sela pertemuan Organda dengan Dinas Perhubungan Sulsel dan Dishub Kota Makassar, di Makassar, Selasa.
Menurut Muhiddin, dengan beroperasinya busway di Sulsel akan mengurangi pendapatan para supir angkot di beberapa lokasi yang dijadikan jalur busway.
Ia menambahkan, busway dinilai belum bisa diterapkan di Makassar, sebab sarana dan prasarana belum memadai dan akan mematikan angkutan kota yang biasanya beroperasi antar kota dan kabupaten misalnya Makassar-Maros dan Makassar-Sungguminasa dan Takalar.
"Program ini sesungguhnya baik, tapi bagaimana dengan nasib kami. Apakah pemerintah punya jalan keluar terhadap mata pencaharian kami? Itu yang harus dipikirkan secara matang, tidak sepihak dan tidak merugikan kami," tegas Muhiddin.
Diketahui, Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Kementerian Perhubungan dan Perum Damri telah menetapkan nama angkutan umum massal di Sulsel mengunakan nama Busway Trans Maminasatta.
Trans Maminasata ini tidak hanya beroperasi di wilayah Kota Makassar, tetapi menghubungkan Makassar Kabupaten Maros, Sungguminasa di Kabupaten Gowa dan Takalar yang disebut jalur Mamminasata.
Rencananya ada 11 koridor busway, yang pada tahap awal dimulai pada koridor II menghubungkan Mall GTC Tanjung Bunga dengan Mall Panakkukang. Setelah koridor II berjalan, maka dilanjutkan pengoperasian busway pada koridor lain yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sebelumnya, pihak Perum Damri Cabang Makassar menyatakan ada 11 bus yang sudah tiba di Makassar, namun hanya 10 bus akan beroperasi untuk melayani rute koridor dua. Sementara satu bus lainnya difungsikan menambah armada di Bandara Sultan Hasanuddin.
Direktur Bina Sarana Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono mengungkapkan, pihaknya menganggarkan Rp362 miliar untuk pengadaan BRT di enam kota; Jakarta, Medan, Bandung, Denpasar, Makassar, dan Surabaya.
Khusus untuk Makassar diberikan satu koridor sekitar 30 bus dengan anggaran membangun koridor II dianggarkan dalam APBD 2013 senilai Rp2,5 miliar.
Kepala dinas Perhubungan Provinsi Sulsel Masykur A Sultan mengakui masih banyak kekurangan dalam pengadaan busway Trans Maminasata itu. Kendati ada protes dari pihak organda, pihaknya menyadari hal tersebut dan telah melakukan kajian akan dampak yang ditimbulkan.
"Kehadiran busway di Makassar dan daerah sekitarnya adalah salah satu solusi mengurangi kemacetan dan masyarakat menginginkan trasportasi yang aman dan nyaman. Kalaupun itu diprotes sah-sah saja karena dimana-mana ada kebijakan pasti menuai protes," katanya. R Sinaga
Berita Terkait
KIP Sulsel menggelar sidang sengketa informasi dengan termohon kecamatan
Jumat, 29 Maret 2024 1:31 Wib
NasDem menyiapkan kader potensial maju Pilkada Wali Kota Makassar
Jumat, 29 Maret 2024 1:30 Wib
Bawaslu Sulsel : Dugaan penggelembungan suara Caleg tidak terbukti
Kamis, 28 Maret 2024 23:25 Wib
Kodam, Polda dan Pemprov Sulsel menyiapkan 68 pos keamanan Lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 23:18 Wib
Pemprov Sulsel menggelar rakor operasi ketupat jelang mudik Lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 17:00 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sulsel berharap Analis KI terus berinovasi
Kamis, 28 Maret 2024 15:39 Wib
BK DPRD Sulsel panggil JRM terkait kasus dugaan penistaan agama
Kamis, 28 Maret 2024 2:22 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sulsel safari Ramadhan di Rutan Sengkang
Rabu, 27 Maret 2024 21:50 Wib