Makassar (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Januari-Agustus 2024 masih tetap surplus 430 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp6,5 triliun lebih (kurs Rp15.100).
Kepala Kanwil DJBC Sulbagsel Djaka Kusmartata di Makassar, Jumat, mengatakan, beberapa komoditi unggulan dari sektor pertambangan, pertanian dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.
"Setiap bulannya andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.
Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan hingga Agustus 2024 dengan nilai 770 juta dolar AS lebih dan impor sekitar 350 juta dolar AS lebih, sehingga masih surplus sekitar 430 juta dolar AS.
Djaka menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Djaka menyebutkan, untuk sektor pertambangan seperti nikel pada perdagangan itu tercatat 632,75 juta dolar AS secara persentase berkontribusi sekitar 55,19 persen, disusul produk besi dan baja senilai 286,07 juta dolar AS 24,96 persen.
Kemudian sektor pengolahan ada rumput laut mencatat perdagangan 86,64 juta dolar AS (7,56 persen), semen sebesar 30,34 juta dolar AS (2,65 persen) dan karaginan berkontribusi sebesar 28,95 juta dolar AS (2,53 persen).
Dari lima sektor ekspor itu, empat diantaranya mengalami pertumbuhan negatif seperti nikel yang tumbuh negatif 26,6 persen, rumput laut tumbuh negatif minus 45,5 persen, semen (minus 23,3 persen), karaginan (minus 61,8 persen) dan hanya besi dan baja yang tumbuh positif 37,3 persen secara year on year (yoy).
Sementara pada sektor importasi barang seperti gandum-ganduman mencatatkan nilai transaksi sebesar 163,17 juta dolar AS (20,48 persen), gula sebesar 113,77 juta dolar AS (14,28 persen), bungkil dan residu padat sebesar 84,69 juta dolar AS (10,63 persen).
Kemudian beras tercatat sebesar 83,06 juta dolar AS (10,42 persen) dan kokas batubara sebesar 40,75 juta dolar AS (5,11 persen).
"Di sektor importasi ini ada tiga sektor yang alami pertumbuhan positif dan dua diantaranya tumbuh negatif seperti gandum-ganduman tumbuh positif 8,1 persen, gula (142,9 persen), beras tumbuh positif 100 persen. Kemudian bungkil dan residu padat dari kedelai tumbuh (minus 18,5 persen) dan kokas batubara (minus 3,9 persen," ucapnya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Neraca ekspor-impor Sulsel surplus 430 juta dolar AS
Berita Terkait
Penerimaan cukai Sulsel hingga Agustus 2024 capai Rp310,06 miliar
Jumat, 27 September 2024 15:44 Wib
Pemeriksaan suhu tubuh kucing sebelum diberi vaksin rabies
Jumat, 27 September 2024 14:51 Wib
Vaksinasi rabies di Makassar
Jumat, 27 September 2024 14:37 Wib
Telkomsel gelar nobar dan talkshow serial "Dia Angkasa" di Unhas
Jumat, 27 September 2024 10:39 Wib
DPRD Sulsel segera membentuk AKD dan susun Tatib
Jumat, 27 September 2024 0:39 Wib
Bakesbangpol Sulsel luncurkan aplikasi bantuan keuangan parpol
Jumat, 27 September 2024 0:33 Wib
Pj Gubernur Sulsel menyerahkan bantuan ke petani garam di Pangkep
Kamis, 26 September 2024 23:33 Wib
Pemilih milenial dominasi DPT Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 26 September 2024 23:30 Wib