Timika (ANTARA Sulsel) - Tokoh masyarakat Papua, Yosep Yopi Kilangin mengatakan rakyat Papua saat ini menantikan pemimpin baru Indonesia yang lahir dari sebuah proses demokrasi yang jujur, adil dan bermartabat melalui ajang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.
Berbicara kepada ANTARA di Timika, Rabu, Yopi Kilangin mengatakan hasil Pilpres 9 Juli sangat menentukan arah dan kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap penanganan masalah Papua ke depan.
Menurut Yopi, jika pemimpin baru Indonesia yang terpilih melalui proses demokrasi itu sesuai yang diharapkan oleh seluruh rakyat maka ada rasa optimisme orang Papua bahwa pendekatan dan penanganan berbagai persoalan yang selama ini terjadi di provinsi ujung timur Indonesia itu akan jauh lebih baik.
"Kita harus optimistis. Paling kurang ada sebuah suasana baru yang lebih baik di Papua ke depan. Rakyat Papua tentu sangat berharap agar bisa lebih terjalin komunikasi yang lebih terbuka antara masyarakat Papua dengan Pemerintah Pusat di Jakarta," tutur Yopi Kilangin, mantan Ketua DPRD Mimika periode 2004-2009.
Yopi menegaskan, rakyat Papua sudah tidak mau lagi hidup dalam kondisi intimidasi, penculikan, pembunuhan dan kehilangan hak-hak lainnya sebagaimana yang pernah dirasakan saat era orde baru dibawah kepemimpinan presiden Soeharto.
"Kami anak cucu orang Papua sekarang ini tidak mau lagi merasakan situasi dan kondisi masa lalu yang kelam itu," tutur putra almarhum Moses Kilangin, salah satu tokoh pejuang Pepera.
Dari dua kandidat yang maju dalam Pilpres 2014 yakni pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (nomor urut satu) dan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (nomor urut dua), menurut Yopi, hampir sebagian besar rakyat Papua menjatuhkan pilihan pada pasangan Jokowi-JK.
Menurut Yopi, ada alasan mendasar mengapa rakyat Papua lebih memilih Gubernur DKI Jakarta nonaktif yang berpasangan dengan mantan wakil presiden .
"Karena Jokowi-JK adalah sosok pemimpin yang betul-betul memahami dan merasakan apa yang menjadi pergumulan rakyat. Keduanya sangat peka terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. Pemimpin yang bijaksana itu adalah pemimpin yang datang ke tempat dimana ada masalah, bukan pemimpin yang takut atau lari dari masalah lalu membiarkan rakyat saling membantai," ujar Yopi Kilangin.
Turba
Ia berharap pemimpin Indonesia ke depan rajin 'turun ke bawah' (turba) atau blusukan ke berbagai daerah untuk dapat mengerti dan memahami permasalahan yang dihadapi rakyat, lalu kemudian merumuskan kebijakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi rakyatnya.
Harapan senada dikemukakan tokoh agama Katolik di Mimika, Pastor Amandus Rahadat Pr. Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Timika itu berharap siapa pun yang nantinya terpilih menjadi presiden-wapres periode 2014-2019 bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi kehidupan rakyat Papua.
"Kita hanya bisa berharap bahwa dengan kebijakan dan pendekatan mereka yang lebih baik bisa membawa perubahan bagi kehidupan orang Papua ke depan. Tapi kalau masih seperti sebelum-sebelumnya, tentu perubahan itu tidak akan mungkin terjadi secara cepat," tutur Pastor Amandus.
Pemenang Pilpres 9 Juli 2014 hingga saat ini belum diputuskan oleh KPU Pusat, meski sejumlah lembaga survei telah mempublikasikan hasil hitung cepat (quick count) yang memenangkan masing-masing dari kedua kandidat.
KPU Pusat akan menggelar rapat pleno penetapan hasil Pilpres 9 Juli pada 22 Juli mendatang. A.F. Firman
Pilpres - Tokoh : Rakyat Papua Menantikan Pemimpin Baru Indonesia
"Kita harus optimistis. Paling kurang ada sebuah suasana baru yang lebih baik di Papua ke depan. Rakyat Papua tentu sangat berharap agar bisa lebih terjalin komunikasi yang lebih terbuka antara masyarakat Papua dengan Pemerintah Pusat di Jakarta," tu