Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah kalangan dari unsur akademisi, mantan birokrat, politisi, pengusaha, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan wartawan membentuk forum diskusi yang diberi nama Pusat Kajian Kawasan Indonesia Timur `Pelangi Nusantara`.
"Forum diskusi ini bertujuan mengawal, mengkritisi, dan membantu pemerintahan Jokowi-JK, tetapi tidak akan diformalkan sebagaimana layaknya sebuah organisasi," kata Ketua Pusat Kajian Indonesia Timur `Pelangi Nusantara` Arwan Tjahjadi di Makassar, Rabu.
Forum diskusi ini terbentuk dalam pertemuan yang antara lain dihadiri oleh Ishak Ngeljaratan (akademisi, budayawan), Arqam Azikin (akademisi, pengamat politik), Malik B Masry (mantan Walikota Makassar), La Tunreng (Ketua Apindo Sulsel), Arwan Tjahjadi (tokoh Tionghoa, pengusaha), Jamil Misbach (pengacara, Ketua Peradi Makassar), Asnawin (wartawan, PWI Sulsel), dan Muhammad Arsan F (wartawan Berita Kota Makassar).
"Forum diskusi ini memang melibatkan berbagai unsur masyarakat," kata Arwan
Pertemuan itu juga merekomendasikan beberapa usulan kepada pemerintahan Jokowi-JK, antara lain pentingnya pemerintah memperhatikan kebudayaan, melakukan reformasi birokrasi, reformasi hukum, dan reformasi sistem pelayanan publik.
"Pemerintah juga perlu mengevaluasi otonomi daerah, termasuk Pemilukada, serta perlu memacu pembangunan di kawasan Indonesia timur dengan melibatkan pengusaha lokal," jelas Arwan.
Arwan yang saat itu didampingi oleh Sekretaris Pusat Kajian Indonesia Timur Muhammad Said Welikin (wartawan Tabloid Lintas), mengatakan, forum diskusi ini juga memasukkan beberapa nama yang sudah cukup dikenal di Sulsel, antara lain Prof Idrus A Paturusi (Unhas), Prof Qasim Mathar (UIN Alauddin), Prof Basri Wello (Universitas Negeri Makassar), dan HM Alwi Hamu (tokoh pers).
"Para tokoh ini kami masukkan sebagai Tim Pakar," jelas Arwan. Adi Lazuardi
Forum Diskusi Pusat Kajian Indonesia Timur Terbentuk
"Forum diskusi ini bertujuan mengawal, mengkritisi, dan membantu pemerintahan Jokowi-JK, tetapi tidak akan diformalkan sebagaimana layaknya sebuah organisasi," kata Ketua Pusat Kajian Indonesia Timur `Pelangi Nusantara` Arwan Tjahjadi di Makassar, Ra