Makassar (ANTARA) - General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, Edyansyah mengatakan bahwa rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,9 persen per Maret 2025.
"Ini merupakan bukti komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Edyansyah dalam keterangannya di Makassar, Sulsel, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa elektrifikasi ke berbagai wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) menjadi salah satu fokus PLN dalam memberikan listrik berkeadilan atau keadilan energi kepada seluruh masyarakat Indonesia hingga pelosok negeri.
Salah satu upayanya melalui "energy storage" yang dikenal dengan nama SuperSUN, ini merupakan karya anak bangsa yang juga pegawai PLN.
SuperSUN adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang menggabungkan PV Rooftop dengan mikro BESS (Battery Energy Storage System), dan dilengkapi dengan kWh meter alternatif daya 450 VA, 900 VA dan 1300 VA.
Pelanggan juga bisa memonitor pemakaian listrik mereka secara daring melalui smartphone.
Belum lama ini, teknologi SuperSUN kembali dipasang di salah satu pulau di Kabupaten Takalar, bernama Pulau Satangnga di Kecamatan Tanakeke.
Di pulau kecil ini, PLN melakukan pemasangan sembilan unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan energy storage SuperSUN untuk melayani sembilan fasilitas umum, yang dulunya hanya mengandalkan listrik dari genset.
"Listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya listrik, masyarakat dapat membuka peluang usaha seperti berjualan es dan menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan hasil tangkapan," kata Edyansyah
Ia pun berpesan kepada masyarakat agar menjaga dan merawat aset PLN supaya bisa digunakan secara maksimal.