Makassar (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Fahrurozi mengatakan, Bulog Sulsel kini menguasai cadangan stok beras mencapai 437 ribu ton.
"Kita sudah menguasai 437 ribu ton beras, sementara kapasitas operasional gudang berada di kisaran 354.000 ton," kata Fahrurozi di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, berdasarkan data BPS, kebutuhan konsumsi beras di Sulsel berkisar 90 ribu ton hingga 100 ribu ton per bulan.
Menurut dia, dengan stok yang tersedia saat ini, Bulog mengklaim mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga lima bulan ke depan, bahkan dalam situasi darurat.
Berdasarkan data Bulog Sulselbar diketahui, realisasi penyerapan gabah hingga 29 April 2025 mencapai 512 ribu ton atau 366 persen dari target awal sebesar 139 ribu ton.
Fahrurozi mengatakan, ini merupakan capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, pada tahun 2021, total pengadaan selama satu tahun hanya mencapai 316 ribu ton.
Selain itu, dari target pengadaan beras secara nasional sebesar 579 ribu ton, kontribusi wilayah Sulselbar sudah mencapai 321 ribu ton atau sekitar 55 persen. Artinya, Sulselbar menopang sekitar 20 persen dari target nasional.
Kendati demikian, dia mengakui tidak semua wilayah menunjukkan kondisi pasca-panen yang ideal. Bulog menyebut wilayah seperti Bone dan Jeneponto memiliki tantangan infrastruktur pengeringan dan penggilingan yang belum memadai, sehingga berpotensi menyebabkan penumpukan gabah saat panen raya.
Sebaliknya, wilayah seperti Sidrap dan Pinrang dinilai telah memiliki sistem pasca-panen yang modern dan andal, sehingga proses pengadaan berjalan lancar.
