Mamuju (ANTARA) - Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Sulawesi Barat menggelar "coaching clinic" dalam rangka optimalisasi peningkatan penerimaan pajak daerah dari sektor Pajak Air Permukaan (PAP), khususnya yang berasal dari aktivitas perusahaan kelapa sawit.
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman, pendataan dan sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam rangka menggali potensi PAP secara maksimal namun tetap berkeadilan," kata Kepala BPKPD Sulbar Masriadi Nadi Atjo di Mamuju, Minggu.
Kegiatan itu menghadirkan sejumlah Tenaga Ahli Gubernur Sulbar untuk memperkuat pemahaman teknis dan peran strategis pemungutan PAP.
Sejumlah tenaga ahli yang hadir pada kegiatan tersebut, yakni Tenaga Ahli Bidang Antar-Lembaga, Tenaga Ahli Bidang Ekonomi dan Tenaga Ahli Bidang Teknologi Informasi Sulbar.
Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Bagian Perundang-undangan Biro Hukum Setda Sulbar serta OPD teknis terkait serta pihak perusahaan perkebunan sawit yang menjadi subjek pajak.
Pembahasan dalam kegiatan ini mencakup regulasi perpajakan daerah terkait PAP, metode penghitungan volume pemanfaatan air, kewajiban perusahaan dalam pelaporan hingga penerapan sistem informasi perpajakan yang transparan.
Selain itu, dilakukan diskusi terbuka dengan perusahaan sawit untuk menyamakan persepsi dan menyusun rencana aksi bersama.
Masriadi menyampaikan bahwa sektor perkebunan sawit merupakan pengguna air permukaan yang cukup signifikan dan memiliki kontribusi besar terhadap potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Masih banyak perusahaan yang belum sepenuhnya terdata atau belum dikenai pajak sesuai dengan volume pemanfaatan air permukaan. Sehingga, kami melakukan pendekatan persuasif dan edukatif melalui 'coaching clinic' ini," terang Masriadi.
Masriadi juga menegaskan komitmen BPKPD Sulbar untuk terus memperkuat tata kelola pajak daerah yang transparan, adil dan berbasis data.
"Dengan optimalisasi sektor PAP perusahaan sawit, diharapkan kontribusi terhadap PAD meningkat dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Sulbar," kata Masriadi.