Makassar (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mendorong sekolah di Sulawesi Selatan menerapkan pembatasan penggunaan gadget untuk siswa di lingkungan sekolah.
Meutya Hafid di Makassar, Senin, mengatakan kebijakan pembatasan penggunaan gawai bagi siswa telah banyak diberlakukan di berbagai negara.
"Inilah yang kita dorong kepada gubernur dan wali kota, apakah memungkinkan (diterapkan). Tentu hal ini menjadi domain daerah," ujarnya.
Berbeda dengan sekolah setingkat pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas, kata dia, pendidikan PAUD di daerah ini justru telah memberlakukan pembatasan gadget. Apalagi kebijakan pembatasan gadget juga sudah menjadi tren di daerah.
Dia mengakui jika kebijakan ini dapat diberlakukan di Sulsel, tentunya tidak akan berjalan dengan mudah. Sebab siswa khususnya SMA, sudah terbiasa membawa gawai dan mendapatkan restu dari orang tua.
Namun demikian, menurut dia, jika pembatasan penggunaan gadget diterapkan justru sangat bermanfaat.
“Kita ingin mendorong adanya pembahasan di Sulsel, apakah memungkinkan dilakukan pembatasan gadget saat anak-anak berada di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Sulsel Naoemi Octarina mendukung larangan para siswa membawa gadget ke sekolah.
Ia mengatakan hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang terlalu sulit jika ada komitmen mulai dari dinas pendidikan, kepala sekolah hingga orang tua siswa untuk bersama-sama menyepakati kebijakan tersebut.
"Jika fungsinya untuk berkomunikasi dengan orang tua (antar jemput dan sebagainya) maka hal itu bisa diantisipasi pihak sekolah dengan menyediakan handphone khusus untuk digunakan saat dibutuhkan," ujarnya.