Gowa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mendorong perlindungan anak-anak dari bahaya perkembangan teknologi digital yang dapat mengancam sumber daya pada masa mendatang.
Bupati Gowa Sitti Husniah Talenrang di Gowa, Selasa, mengatakan perkembangan teknologi informasi dan digital yang pesat membuat semua orang harus beradaptasi.
Namun, katanya, di tengah perkembangan itu, ada sisi negatif yang bisa menjadi ancaman bagi anak-anak sebagai penerima.
"Teknologi digital itu sangat baik. Teknologi digital itu punya dua sisi, ada positif dan ada negatifnya. Bagi yang mau adaptif dengan perkembangan digital ditambah filter yang cukup baik, maka itu akan menjadi alat yang sangat memudahkan bagi kehidupan kita. Sebaliknya, bagi yang belum cukup filter, itu bahaya," katanya.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang berhasil melakukan pengawasan terhadap konten kekerasan, agar anak-anak sebagai penerima bisa selektif.
Menkomdigi Meutya Hafid dalam kunjungannya ke Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio (Balmon) Kelas I Makassar, di Gowa, Senin (16/6), mengatakan pentingnya peran orang tua, khususnya para ibu, dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada anak-anak dari ancaman dunia digital yang semakin kompleks.
Selain memantau sistem pengawasan spektrum frekuensi, ia juga mengangkat isu penting mengenai keselamatan anak-anak dalam penggunaan teknologi dan media digital.
“Kami percaya bahwa meskipun peran ayah penting, ibu-ibu seringkali memiliki lebih banyak waktu bersama anak di rumah, sehingga lebih strategis dalam memberikan edukasi soal keamanan digital,” katanya.
Ia menjelaskan pemerintah telah menetapkan regulasi untuk menunda akses media sosial bagi anak-anak, namun kebijakan itu perlu didukung dengan edukasi dari lingkungan keluarga.
“Aturan saja tidak cukup. Peran keluarga, terutama ibu sebagai pendidik pertama anak, sangat krusial untuk memastikan anak-anak memahami risiko di dunia maya,” katanya.
Meutya juga mengimbau pemerintah daerah untuk mengevaluasi kemungkinan pembatasan penggunaan gadget di lingkungan sekolah.
Langkah ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dan bebas dari distraksi digital.
“Kami mendorong kepala daerah, termasuk di Sulawesi Selatan, untuk mengkaji apakah pembatasan gawai di sekolah bisa diterapkan demi keamanan dan kenyamanan belajar anak,” ucapnya.