Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Munafri Arifuddin menargetkan Kota Makassar dalam dua hingga tiga tahun ke depan menjadi pusat eksibisi pertanian perkotaan (urban farming) nasional.
"Target kita dua atau tiga tahun ke depan Makassar jadi pusat eksibisi urban farming dengan berbagai pameran hasil tani, bunga, dan inovasi pertanian kota," ujarnya di Makassar, Senin.
Appi, sapaan akrab Munafri Arifuddin, mengatakan untuk mendukung keberhasilan program ini Pemkot Makassar membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta melalui program CSR, komunitas tani kota, dan akademisi.
Dia pun mengaku sudah menjajaki keterlibatan perusahaan-perusahaan swasta untuk membina kelompok urban farming di berbagai wilayah.
"Hasil panen nantinya bisa disalurkan ke Pasar Tani untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, setelah kebutuhan lokal RT/RW terpenuhi," katanya.
Wali kota menyebut urban farming tidak terbatas pada budidaya sayuran atau buah saja. Warga bisa juga menanam tanaman hias bernilai jual tinggi, beternak ayam petelur, hingga budidaya ikan lele dalam ember (budikdamber).
Munafri berharap, dua hingga tiga tahun ke depan Kota Makassar dapat menjadi pusat eksibisi urban farming nasional dengan berbagai pameran hasil tani, bunga, dan inovasi pertanian kota lainnya.
"Kalau ini berhasil, kita akan lihat Makassar menjadi kota yang ramai dengan pameran hasil tani, bunga, buah, dan inovasi urban farming lainnya. Kita mulai dari sekarang. Ini soal perubahan kebiasaan, cara berpikir, dan cara hidup," tuturnya.
Saat ini, Pemerintah Kota Makassar terus mengakselerasi program urban farming sebagai solusi cerdas menghadapi keterbatasan lahan dan meningkatnya kebutuhan pangan di wilayah perkotaan.
Melalui Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) program ini tak hanya diperkenalkan ke publik, namun juga didukung dengan data, infrastruktur, dan pembinaan intensif kepada ratusan kelompok tani urban di seluruh kota.

