Mamuju (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Barat mendorong guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat menjadi duta moderasi beragama.
"Moderasi beragama selalu digaungkan oleh seluruh ASN Kementerian Agama yang sudah menjadi program prioritas Menteri Agama. Karena itu, buat guru agama Islam untuk menjadi duta moderasi beragama," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulbar Adnan Nota, di Polewali Mandar, pada peningkatan kompetensi dan moderasi beragama guru PAI Angkatan I Kabupaten Polewali Mandar, Senin.
Adnan Nota menyampaikan bahwa ciri-ciri orang yang sudah moderat, salah satunya adalah toleransinya sangat tinggi.
"Semakin tinggi konsep pikiran moderat kita, maka semakin tinggi aplikasi dalam kehidupan keseharian kita," ujar dia.
Kemudian, ciri-ciri lain orang yang moderat lanjutnya, adalah rasional dalam berpikir dan punya narasi yang bagus.
"Makanya, semakin tinggi ilmunya orang, semakin bijak cara bertingkahnya." kata Adnan Nota.
Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Sulbar Syamsul menyampaikan, Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama terus mendorong program-program prioritas agar senantiasa berjalan dan memberi dampak nyata.
Salah satu fokus utama kata Syamsul adalah penyelesaian masalah buta aksara Alquran di seluruh tingkatan pendidikan.
"Target akhir program ini bukan sekadar guru agamanya, tetapi bagaimana mendorong seluruh siswa di semua tingkatan bebas dari buta aksara Al Quran. Kita sudah melakukan asesmen kepada seluruh guru PAI di Sulbar untuk memetakan kondisi ini," jelas dia.
Secara nasional lanjutnya, program tersebut akan dijalankan di seluruh Indonesia dengan pendampingan asesor dari Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ).
Selain penguatan literasi Alqur’an, Syamsul menekankan bahwa guru PAI harus menjadi pendongkrak indeks moderasi beragama.
Menurutnya, hal ini sangat relevan mengingat hasil penelitian tahun 2023 menunjukkan bahwa indeks literasi Alquran di Sulbar masih berada di angka 63 persen.
“Artinya, dari setiap 100 umat Islam, ada 37 orang yang tidak bisa baca tulis Alquran. Ini pekerjaan besar yang akan kita titipkan kepada guru agama. Maka kegiatan ini kita desain agar mampu meningkatkan indeks moderasi beragama sekaligus memberantas buta aksara Alquran,” tegasnya.
Kegiatan yang diikuti oleh guru-guru PAI dari berbagai jenjang pendidikan itu diharapkan menjadi momentum percepatan program literasi Alquran sekaligus penguatan peran guru dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak dan moderat.

