Gowa (ANTARA) - Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan, Gowa Movie Society berkolaborasi dengan RAKIT Gowa menggelar nonton bareng dan diskusi fillm Hari Pahlawan di RAKIT Gowa, Jalan Dahlia, Kabupaten Gowa, Senin malam (10/11).
Acara ini menayangkan dua film legendaris bertema perjuangan dan refleksi sosial yakni Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi dan Doea Tanda Mata karya Teguh Karya. Keduanya menjadi medium untuk menelusuri kembali jejak keberanian dan perlawanan terhadap ketidakadilan bukan hanya dalam sejarah, tapi juga dalam kehidupan hari ini.
Arif, inisiator Gowa Movie Society, menyebut bahwa kegiatan ini adalah bentuk kecil dari perlawanan terhadap lupa.
“Film adalah ruang perenungan yang tak kalah sakral dari monumen perjuangan. Kami ingin menghadirkan pahlawan bukan sebagai simbol masa lalu, tapi sebagai cara berpikir baru tentang keberanian dan kemanusiaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Arbaina, salah satu peserta nonton bareng, mengaku mendapatkan perspektif baru tentang makna kepahlawanan.
“Nonton bareng seperti ini bikin kita sadar bahwa perjuangan tidak melulu tentang senjata. Kadang, yang paling sulit adalah melawan diam dan abai,” ujarnya.
Dari sisi literasi, Asrianto dari TBM BallaBaca menilai kegiatan ini sebagai langkah penting dalam menghubungkan budaya baca dengan budaya tonton.
“Diskusi film seperti ini adalah bentuk literasi yang hidup. Ketika anak muda bisa membaca gambar dan meresapi maknanya, di situ kita sedang menumbuhkan generasi yang tidak hanya pandai mencari informasi, tapi juga bijak mengolahnya,” tuturnya.
Acara ditutup dengan refleksi bersama tentang bagaimana semangat kepahlawanan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, melalui tindakan kecil namun bermakna dari ruang baca hingga layar film.

