Wabup Bulukumba Berharap Persalinan Normal Di Puskesmas
"Ke depan rumah sakit hanya melayani operasi cesar atau pasien darurat...
Bulukumba (Antara Sulsel) - Wakil Bupati (Wabup) Bulukumba Tomy Satria Yulianto berharap ke depan persalinan normal dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
"Ke depan rumah sakit hanya melayani operasi cesar atau pasien darurat, sedang persalinan normal semuanya sudah di puskesmas, untuk itu saya minta puskesmas meningkatkan kualitas layanan, baik dari sisi sarana prasarana maupun standar operasional pelayanan," kata Tomy saat membuka rapat kelompok kerja penurunan angka kematian ibu dan bayi (AKI AKB) se-Kabupaten Bulukumba di ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba, Kamis.
Wabup berharap kepada para kepala desa untuk selalu kerjasama dengan bidan, untuk memastikan tidak ada lagi warga yang melahirkan di luar sarana prasarana kesehatan seperti puskesmas, poskesdes, dan poskeslu karena sudah ada regulasi yang mengaturnya yaitu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Keluarga Sehat dan Peraturan Bupati Nomor 73 tahun 2017 tentang Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Menurut Tomy, penanganan persalinan ibu hamil jangan dianggap sebagai rutinitas dan hal biasa, sehingga terlena untuk mengantisipasi hal-hal di luar persiapan atau perencanaan.
"Tidak boleh petugas di lapangan menyederhanakan atau menggampangkan masalah dengan menganggap dirinya sudah ahli, dan jangan merasa jumawa karena ada saja hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, kalau tidak ada perencanaan yang baik," ujarnya.
Kalau tidak diantisipasi dengan baik mulai sekarang ini, lanjut Tomy maka bisa jadi potensi AKI ini bisa lebih besar pada masa mendatang, untuk itu pihak terkait sudah harus mengantisipasinya, dan berharap kalau ada kasus tidak boleh lagi saling lempar tanggungjawab.
"Saya harap pak desa dan lurah agar selalu siap siaga memantau apakah ada orang asing yang bukan warganya tinggal di wilayahnya, karena beberapa kasus yang terjadi, pasien tersebut adalah orang luar yang datang melahirkan di Bulukumba yang terdeteksi petugas kesehatan, begitu pula para bidan melakukan 'sweeping' kalau lihat perempuan buncit perutnya, tanyakan apakah dia sudah melakukan pemeriksaan," imbuhnya.
Rapat Pokja dihadiri pihak terkait seperti camat, kepala desa, lurah, kepala puskesmas, bidan, pihak RSUD, LSM serta Forum Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu Anak (Formap KIA).
"Ke depan rumah sakit hanya melayani operasi cesar atau pasien darurat, sedang persalinan normal semuanya sudah di puskesmas, untuk itu saya minta puskesmas meningkatkan kualitas layanan, baik dari sisi sarana prasarana maupun standar operasional pelayanan," kata Tomy saat membuka rapat kelompok kerja penurunan angka kematian ibu dan bayi (AKI AKB) se-Kabupaten Bulukumba di ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba, Kamis.
Wabup berharap kepada para kepala desa untuk selalu kerjasama dengan bidan, untuk memastikan tidak ada lagi warga yang melahirkan di luar sarana prasarana kesehatan seperti puskesmas, poskesdes, dan poskeslu karena sudah ada regulasi yang mengaturnya yaitu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Keluarga Sehat dan Peraturan Bupati Nomor 73 tahun 2017 tentang Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Menurut Tomy, penanganan persalinan ibu hamil jangan dianggap sebagai rutinitas dan hal biasa, sehingga terlena untuk mengantisipasi hal-hal di luar persiapan atau perencanaan.
"Tidak boleh petugas di lapangan menyederhanakan atau menggampangkan masalah dengan menganggap dirinya sudah ahli, dan jangan merasa jumawa karena ada saja hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, kalau tidak ada perencanaan yang baik," ujarnya.
Kalau tidak diantisipasi dengan baik mulai sekarang ini, lanjut Tomy maka bisa jadi potensi AKI ini bisa lebih besar pada masa mendatang, untuk itu pihak terkait sudah harus mengantisipasinya, dan berharap kalau ada kasus tidak boleh lagi saling lempar tanggungjawab.
"Saya harap pak desa dan lurah agar selalu siap siaga memantau apakah ada orang asing yang bukan warganya tinggal di wilayahnya, karena beberapa kasus yang terjadi, pasien tersebut adalah orang luar yang datang melahirkan di Bulukumba yang terdeteksi petugas kesehatan, begitu pula para bidan melakukan 'sweeping' kalau lihat perempuan buncit perutnya, tanyakan apakah dia sudah melakukan pemeriksaan," imbuhnya.
Rapat Pokja dihadiri pihak terkait seperti camat, kepala desa, lurah, kepala puskesmas, bidan, pihak RSUD, LSM serta Forum Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu Anak (Formap KIA).