Makassar (Antara Sulsel) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) siap membantu mencarikan atau mempertemukan para sineas kreatif dengan penyandang dana atau investor untuk membantu dalam membiayai produksi hasil karyanya.
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo di Makassar, Senin mengatakan pihaknya sudah memiliki wadah khusus untuk film dokumenter serta film feature yakni Akatara Indonesia Film Finanching, November 2017.
"Akatara itu berlaku untuk umum dan terbuka bagi siapa saja yang punya film fiksi atau film bioskop. Jadi para sineas akan berkompetisi untuk bisa terpilih menjadi yang terbaik untuk bisa bertemu dengan investor," katanya.
Ia menjelaskan, Akatara merupakan proyek percontohan yang sengaja disiapkan untuk membuka peluang bagi para sineas kreatif untuk bertemu langsung dengan para investor atau pembuat fim nasional.
"Ajang ini kita rencanakan pada November 2017. Kami dalam kesempatan inipula mengundang dan mengajak para sineas kreatif di Makassar untuk menyetorkan ide-idenya agar bisa terpilih dan mendapatkan kesempatan bertemu investor," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya sekaligus berupaya menderong sektor ekonomi kreatif. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajak generasi muda kampus untuk terlibat dalam pengembangan model ekonomi kreatif.
Dalam kaitan itu, Bekraf bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin menggelar acara bincang-bincang ekonomi kreatif bersama sejumlah pelaku ekonomi kreatif d bidang perfilman, kuliner, aplikasi dam game. Kegiatan bernama "Bincang Ekrafpreneur" ini berlangsung di Gedung IPTEKS Unhas Makassar, hari ini.
Acara dibuka oleh Direktur Inovasi Riset dan Pengembangan Unhas, Prof. Dr. Sudirman, MP. Puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unhas mengikuti acara ini. Hadir juga dalam kegiatan ini Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo.
Menurut Fadjar, kegiatan ini dilakukan untuk memicu mahasiswa dalam kegiatan ekonomi kreatif. Kampus memiliki potensi besar untuk terlibat dalam ekonomi kreatif dengan mengusung berbagai ide kreatif. Sehingga pihak Bekraf merasa penting mengadakan dialog seperti ini di kampus.
"Mereka (mahasiswa) anak muda yang kreatif, yang idenya ada-ada saja, mereka punya ilmu. Mereka hanya kurang ilmu pengalaman. Mencari pengalaman ini yang harus difasilitasi," katanya.