Kupang (Antara News) - Para nelayan asal Nusa Tenggara Timur yang menumpang tiga unit kapal di wilayah perairan perbatasan RI-Australia tertangkap Patroli Australia saat melakukan operasi gabungan bersama tim pengawas dari Indonesia yang berakhir Selasa (10/10).
"Mereka ditangkap Patroli Austalia atas tuduhan menangkap ikan hiu dan ikan dasar di wilayah perairan perbatasan," kata Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) NTT Wahid Wham Nurdin saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu.
Patroli Australia baru saja melakukan operasi gabungan bersama tim pengawas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Kapal KM Orca dan KM Hiu Macan yang dioperasikan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kupang.
Dari hasil patroli tersebut, Wham Nurdin sebagai perwakilan HNSI NTT mendapatkan informasi dari PSDKP adanya penangkapan ketiga kapal tersebut oleh Patroli Australia karena diketahui menangkap ikan dasar di wilayah ladasan perbatasan.
"Kepala PSDKP sudah konfrimasi ke saya dan kemarin malam saya turun dengan pengawas untuk mencari tahu kapal-kapal tersebut, namun mereka sudah dibawa ke Australia," katanya.
Wham Nurdin yang juga nelayan yang berbasis di TPI Tenau Kupang itu mengaku belum mengetahui nama-nama kapal, nahkoda, serta jumlah awak kapal yang terjaring dalam operasi gabungan tersebut.
Ia mengatakan, kapal-kapal nelayan tersebut terjaring tim patroli karena diketahui menangkap ikan hiu yang dilindungi berdasarkan peraturan Pemerintah Federal Australia. "Petugas patroli Australia memeriksa langsung muatan hasil tangkapan kapal nelayan kita dan ternyata kedapatan menangkap hiu dan ikan dasar," katanya.
Ia menjelaskan, wewenang pemanfaatan hasil laut di landasan perbatasan telah diatur kedua negara yakni wilayah dasar laut merupakan wewenang Australia sementara di atasnya merupakan wewenang Indonesia. "Kalau mereka mancing dapat ikan tenggiri atau tongkol tidak ada masalah, tapi persoalannya yang ditangkap itu ikan hiu yang semua jenisnya itu dilindungi pihak Australia," katanya lagi.
Wham Nurdin mengatakan, saat ini belum mengetahui keberadaan para nelayan yang sudah dibawa ke Australia, namun ia berharap tidak terjadi hambatan yang fatal sehingga mereka segera dipulangkan. "Kami masih menunggu infomasi kelanjutan mengenai keberadaan rekan-rekan nelayan, karena ini urusan antarnegara maka kami berharap semoga mereka secepatnya dipulangkan," katanya.
Berita Terkait
Perjalanan mengantar Derfi pulang ke Desa Bakuin NTT
Rabu, 27 Maret 2024 14:35 Wib
AP I : Bandara El Tari buka rute penerbangan baru Kupang-Makassar PP
Jumat, 22 Maret 2024 11:44 Wib
BMKG imbau masyarakat tidak panik dengan gempa susulan di Kabupaten Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 17:53 Wib
Gempa bumi magnitudo 5,2 guncang Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 13:04 Wib
BMKG : Gempa bermagnitudo 5,6 guncang wilayah Nagekeo NTT
Kamis, 25 Januari 2024 21:08 Wib
AirNAv sebut bandara Gewayantana Flores Timur beroperasi kembali
Jumat, 12 Januari 2024 13:10 Wib
Polisi buka tutup jalan Trans Flores NTT dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Kamis, 11 Januari 2024 13:45 Wib
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur NTT kembali erupsi setinggi 1.500 meter
Sabtu, 6 Januari 2024 17:23 Wib