Deklarasi NH-Aziz Singgung Penyebaran Kampanye Hitam
Makassar (Antara Sulsel) - Deklarasi pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) menyinggung adanya penyebaran kampanye hitam yang dilakukan orang tertentu lawan politiknya dalam memengaruhi pemilih.
"Kampanye hitam sejak awal sudah dilakukan orang tertentu, kampanye hitam itu tidak akan menghentikan langkah kami. Silahkan kampanye hitamkan kami sampai kalian puas. Jangan kalian merasa bersih, tapi kalian lebih hina," ucap Nurdin saat Deklarasi di lapangan Karebosi, Makassar, Jumat malam.
Dirinya juga menyinggung orang-orang yang selama ini menyebarkan kampanye hitam, merasa diri pura-pura hidup dalam kejujuran dan sok bersih tapi berkasur dan berbantal kemunafikan.
Tidak hanya itu, dirinya bersama Aziz meminta kepada tim pemenangan di seluruh level hingga partai pengusung tidak meladeni kampanye hitam tersebut untuk tidak menghabiskan energi, tapi bagaimana menenangkan hati rakyat, sebab rakyat sudah lebih cerdas.
Sementara Aziz dalam pidatonya mengatakan, potret wajah Sulsel di media berbanding terbalik dengan kenyataan. Disisi lain masih orang miskin dan terbelakang, ketidakadilan serta ketimpangan ekonomi lebih menguntungkan pemodal besar hingga merambah ke daerah-daerah membuat rakyat kecil semakin kecil.
Selain itu kerusakan moral, perjudian, narkoba hingga perzinahan sudah merambah ke perkampungan. Kendati sebagai muballig dirinya merasa risih dan miris dan terus mencoba memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk beriman, namun kewenangan terbatas meski sudah menjadi anggota senator DPD.
"Saya selalu memasang niat ikut Pilkada meskipun saya non partisan dan tidak punya finansial politik, tapi karena modal sosial terpilih tiga kali menjadi anggota DPD tanpa kampanye, alhamdulillah saya kembali mengambil kesempatan ikut Pilkada," ungkapnya.
Awalnya, ragu setelah Nurdin Halid meminta dirinya untuk menjadi wakil, tetapi setelah intens bertemu dan berdiskusi tentang masa depan Sulsel, akhirnya menemukan keresahan sama dan ditakdirkan berpasangan untuk menjadikan Sulsel lebih sejahtera.
"Ikut Pilkada untuk merebut kekuasaan sangat jauh bagi kami, sebab tanggungjawabnya besar kepada rakyat, belum lagi pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Kecuali, hanya untuk kepentingan rakyat mengubah itu lebih adil dan sejahtera," paparnya kepada ribuan massa pendukung.
Mengenai dengan persoalan hukum yang pernah dialami Nurdin Halid, kata dia mengklarifikasi, bukan masalah apa yang sudah dialami, tapi kasus itu dilatarbelakangi kepentingan politik dan bisnis sehingga dijadikan tumbal.
"Pak Nurdin rela memasang badan untuk kepentingan orang banyak meskipun dirinya menjadi konsekwensi. Tidak ada orang luput dari kesalahan masa lalu asalkan tidak mengulangi. Bila Allah berkehendak menjadikan pemimpin maka akan hebat menegakkan keadilan," ujarnya dengan bersemangat.
Hadir dalam deklarasi tersebut seperti Dewan Pembina Partai Golkar Abu Rizal Bakrie, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham serta fungsionaris Golkar, Seketaris DPP Hanura, Syamsudding Sudding, anggota DPR dari Hanura Muchtar Tompo. Selanjutnya Aksa Mahmud, Amin Syam, Ketua DPD sulsel partai pengusung serta sejumlah tokoh lainnya.
Diketahui pasangan ini diusung Partai Golkar, NasDem, PKPI, Hanura, dan PKB untum maju pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel pada 27 Juni 2018.
Empat Poin Kontrak Politik NH-Aziz
Dalam deklarasi itu, pasangan NH-Aziz menyampaikan kontrak politiknya berisi empat poin disaksikan segenap masyarakat Sulsel serta para tokoh nasional yang hadir karena dianggap sebagai komitmen awal dalam membangun pemerintahan bersih dan sehat.
Pertama sebut Nurdin, akan menjalankan program pro-kampung. Kedua, menggaransi akan menjalankan pemerintahan dengan sistem birokrasi yang efektif.
"Ketiga, berupa ikrar untuk tidak melibatkan keluarga demi menjaga marwah pemerintah Sulsel yang lebih baik. Keempat, NH-Aziz tidak akan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk kepentingan keluarga maupun kelompok," tegas NH dengan suara lantang.
Ketua Umum Koperasi Indonesia ini menegaskan kontrak politik tersebut disepakatinya bersama Aziz untuk kepentingan dan kemajuan Sulsel. Dan apabila kontrak politik itu tidak bisa dilaksanakan.
"Maka, atas izin Allah, kami akan mundur dari jabatan sesuai dengan aturan maupun perundang-undangan," tegas dia disambut gemuruh massa pendukung.
Program NH-Aziz Bangun Kampung
Pasangan ini juga memproyeksikan Sulsel menjadi pusat agrobisnis terbesar di Asia Tenggara, tidak sekadar ingin membangun Sulsel menjadi yang terbaik di Indonesia, tapi juga di tingkat dunia.
Berbekal konsep ekonomi kerakyatan, NH-Aziz telah membuat rancang bangun menjadikan Sulsel sebagai pusat agrobisnis maupun agroindustri di Asia Tenggara.
Nurdin mengemukakan membangun Sulsel menjadi pusat agrobisnis di Asia Tenggara bukanlah mimpi.
Selain itu, Sulsel memang memiliki potensi untuk itu. Sejarah membuktikan bahwa di Indonesia pernah menjadi pusat perdagangan dunia pada masa lampau. Karena itu pula, bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Sulsel.
"Lapangan Karebosi menyimpan cerita kejayaan Sulsel, dimana pernah menjadi pusat perdagangan dunia. Bangsa Eropa datang ke sini untuk berdagang dan akhirnya menjajah. Di bawah kepemimpinan kami, kejayaan Sulsel di bidang perdagangan akan coba kami kembalikan,"ucap dia menegaskan.
"Kampanye hitam sejak awal sudah dilakukan orang tertentu, kampanye hitam itu tidak akan menghentikan langkah kami. Silahkan kampanye hitamkan kami sampai kalian puas. Jangan kalian merasa bersih, tapi kalian lebih hina," ucap Nurdin saat Deklarasi di lapangan Karebosi, Makassar, Jumat malam.
Dirinya juga menyinggung orang-orang yang selama ini menyebarkan kampanye hitam, merasa diri pura-pura hidup dalam kejujuran dan sok bersih tapi berkasur dan berbantal kemunafikan.
Tidak hanya itu, dirinya bersama Aziz meminta kepada tim pemenangan di seluruh level hingga partai pengusung tidak meladeni kampanye hitam tersebut untuk tidak menghabiskan energi, tapi bagaimana menenangkan hati rakyat, sebab rakyat sudah lebih cerdas.
Sementara Aziz dalam pidatonya mengatakan, potret wajah Sulsel di media berbanding terbalik dengan kenyataan. Disisi lain masih orang miskin dan terbelakang, ketidakadilan serta ketimpangan ekonomi lebih menguntungkan pemodal besar hingga merambah ke daerah-daerah membuat rakyat kecil semakin kecil.
Selain itu kerusakan moral, perjudian, narkoba hingga perzinahan sudah merambah ke perkampungan. Kendati sebagai muballig dirinya merasa risih dan miris dan terus mencoba memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk beriman, namun kewenangan terbatas meski sudah menjadi anggota senator DPD.
"Saya selalu memasang niat ikut Pilkada meskipun saya non partisan dan tidak punya finansial politik, tapi karena modal sosial terpilih tiga kali menjadi anggota DPD tanpa kampanye, alhamdulillah saya kembali mengambil kesempatan ikut Pilkada," ungkapnya.
Awalnya, ragu setelah Nurdin Halid meminta dirinya untuk menjadi wakil, tetapi setelah intens bertemu dan berdiskusi tentang masa depan Sulsel, akhirnya menemukan keresahan sama dan ditakdirkan berpasangan untuk menjadikan Sulsel lebih sejahtera.
"Ikut Pilkada untuk merebut kekuasaan sangat jauh bagi kami, sebab tanggungjawabnya besar kepada rakyat, belum lagi pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Kecuali, hanya untuk kepentingan rakyat mengubah itu lebih adil dan sejahtera," paparnya kepada ribuan massa pendukung.
Mengenai dengan persoalan hukum yang pernah dialami Nurdin Halid, kata dia mengklarifikasi, bukan masalah apa yang sudah dialami, tapi kasus itu dilatarbelakangi kepentingan politik dan bisnis sehingga dijadikan tumbal.
"Pak Nurdin rela memasang badan untuk kepentingan orang banyak meskipun dirinya menjadi konsekwensi. Tidak ada orang luput dari kesalahan masa lalu asalkan tidak mengulangi. Bila Allah berkehendak menjadikan pemimpin maka akan hebat menegakkan keadilan," ujarnya dengan bersemangat.
Hadir dalam deklarasi tersebut seperti Dewan Pembina Partai Golkar Abu Rizal Bakrie, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham serta fungsionaris Golkar, Seketaris DPP Hanura, Syamsudding Sudding, anggota DPR dari Hanura Muchtar Tompo. Selanjutnya Aksa Mahmud, Amin Syam, Ketua DPD sulsel partai pengusung serta sejumlah tokoh lainnya.
Diketahui pasangan ini diusung Partai Golkar, NasDem, PKPI, Hanura, dan PKB untum maju pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel pada 27 Juni 2018.
Empat Poin Kontrak Politik NH-Aziz
Dalam deklarasi itu, pasangan NH-Aziz menyampaikan kontrak politiknya berisi empat poin disaksikan segenap masyarakat Sulsel serta para tokoh nasional yang hadir karena dianggap sebagai komitmen awal dalam membangun pemerintahan bersih dan sehat.
Pertama sebut Nurdin, akan menjalankan program pro-kampung. Kedua, menggaransi akan menjalankan pemerintahan dengan sistem birokrasi yang efektif.
"Ketiga, berupa ikrar untuk tidak melibatkan keluarga demi menjaga marwah pemerintah Sulsel yang lebih baik. Keempat, NH-Aziz tidak akan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk kepentingan keluarga maupun kelompok," tegas NH dengan suara lantang.
Ketua Umum Koperasi Indonesia ini menegaskan kontrak politik tersebut disepakatinya bersama Aziz untuk kepentingan dan kemajuan Sulsel. Dan apabila kontrak politik itu tidak bisa dilaksanakan.
"Maka, atas izin Allah, kami akan mundur dari jabatan sesuai dengan aturan maupun perundang-undangan," tegas dia disambut gemuruh massa pendukung.
Program NH-Aziz Bangun Kampung
Pasangan ini juga memproyeksikan Sulsel menjadi pusat agrobisnis terbesar di Asia Tenggara, tidak sekadar ingin membangun Sulsel menjadi yang terbaik di Indonesia, tapi juga di tingkat dunia.
Berbekal konsep ekonomi kerakyatan, NH-Aziz telah membuat rancang bangun menjadikan Sulsel sebagai pusat agrobisnis maupun agroindustri di Asia Tenggara.
Nurdin mengemukakan membangun Sulsel menjadi pusat agrobisnis di Asia Tenggara bukanlah mimpi.
Selain itu, Sulsel memang memiliki potensi untuk itu. Sejarah membuktikan bahwa di Indonesia pernah menjadi pusat perdagangan dunia pada masa lampau. Karena itu pula, bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Sulsel.
"Lapangan Karebosi menyimpan cerita kejayaan Sulsel, dimana pernah menjadi pusat perdagangan dunia. Bangsa Eropa datang ke sini untuk berdagang dan akhirnya menjajah. Di bawah kepemimpinan kami, kejayaan Sulsel di bidang perdagangan akan coba kami kembalikan,"ucap dia menegaskan.