Makassar (Antaranews Sulsel) - Forum Alumni Kohati (Forhati) Sulawesi Selatan bekerja sama KPU setempat mendorong perempuan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 Juni 2018 memilih cerdas calon pemimpinnya.
"Pemilih perempuan tentu berpartisipasi melihat dan mengawal pilkada serentak tahun ini. Hanya saja harus menjadi pemilih cerdas melihat program visi misi calon dengan mengamati lebih cerdas termasuk bisa mempengaruhi keluarganya," sebut Ketua Forhati Sulsel, Prof Itji Diana Daud, di Makassar, Kamis.
Melalui sosialisasi pemilih perempuan dengan tema 'Peran Serta Forhati Dalam Menyukseskan Pemilukada 2018 Yang Demokratis' digelar Forhati bekerja sama KPU Sulsel,
Diana menyebutkan, perempuan saat ini harus lebih cerdas dalam memilih pemimpinnya.
Selain itu, sosialisasi ini mendorong kaum perempun untuk terus mencari informasi seputar Pilkada serentak, membuka jendela informasi website resmi KPU termasuk mempelajari visi misi dan program kandidat Gubenur dan Wakil Gubernur Sulsel, katanya.
"Harus dilihat dan dipelajari sejauh mana pengalaman kandidat itu, pernah mendapat penghargaan termasuk karaternya sebagai pemimpin. Selain itu 'track record' atau latar belakangnya, jangan asal memilih atau hanya ikut patron saja," beber dia.
Melalui sosialisasi ini terhadap perempuan, dirinya berharap akan semakin banyak pemilih perempuan cerdas memilih setelah mendapat pencerahan serta pengetahuan dari penyelenggara serta orang yang berkompeten dibidangnya.
Sementara Komisioner KPU Sulsel Misnah Attas pada kesempatan itu mengemukakan, berdasarkan hasil riset penentuan kouta untuk perempuan 30 persen dari PBB. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk dunia yang didominasi perempuan.
Meski demikian, spektrum gerakan perempuan saat ini tidak solid dan tumbuh dengan bergerak secara parsial-parsial sehingga sulit menemukan iramanya, selain itu perbedaan ideologi juga menjadi salah satu kendala suara perempuan terpecah.
Selain itu, jumlah pemilih di Sulsel berjumlah lebih dari delapan juta, lebih dari tiga juta pemilihnya perempuan sisanya laki-laki. Kalau jumlah ini dimaksimalkan sebagai pemilih cerdas pada Pilkada Gubernur maka tentu akan menemukan pemimpin yang layak.
"Kalau jumlah perempuan ini berpikir dengan memilih cerdas pemimpinnya dan tidak lagi dimobilisasi oleh kekuatan tertentu maka menjadi perubahan besar dalam pesta demokrasi kali ini," harapnya.
Untuk itu KPU Sulsel mendorong agara masyarakat menyalukan hak pilihnya dengan cerdas, tidak ikut berpolitik uang serta berpartisipasi dalam mensukseskan Pilkada serentak 2018.
Sedangkan aktivis perempuan sekaligus Wakil Dekan III Fakultas Dakwah UIN Alauddin, Nursyamsiah Yunus dalam sosialisasi itu menambahkan bahwa perempuan harus cerdas dalam menentukan pilihan baik itu politik maupun kehidupan.
"Tidak banyak perempuan punya kecerdasan lebih, tetapi suara perempuan juga cukup besar serta punya peran. Maka dari itu, perempuan dimasa depan harus cerdas dalam memilih pemimpinnya, " tambah dia.
Berita Terkait
KPU Sulsel menyiapkan strategi hadapi gugatan sengketa Pemilu
Rabu, 27 Maret 2024 19:21 Wib
DKPP telah memutus 587 perkara terkait etik hingga Maret 2024
Senin, 25 Maret 2024 18:10 Wib
Partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 di Sulsel capai 80 persen
Kamis, 21 Maret 2024 20:26 Wib
Mendagri mengapresiasi KPU RI telah tetapkan hasil Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 7:38 Wib
KPU RI meminta KPU daerah tetapkan hasil Pemilu 2024 bila tak ada sengketa
Kamis, 21 Maret 2024 7:37 Wib
KPU RI : Penting untuk segera menyongsong Pilkada 2024
Kamis, 21 Maret 2024 7:32 Wib
Ketua Komisi II DPR RI mengapresiasi kinerja penyelenggara Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 2:59 Wib
TKN Prabowo-Gibran tidak khawatir jika ada gugatan hasil Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 2:45 Wib