Syahrul akhirnya tentukan sikap dukung IYL-Cakka
Saya akan konsisten mendukung Ichsan Yasin Limpo karena saya lihat mau bekerja seperti saya dan punya kemampuan untuk rakyat Sulsel, terlepas sebagai adik kandung saya
Makassar (Antaranews Sulsel) - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) akhirnya menentukan sikap politik dengan mendukung adik kandungnya, Ichsan Yasin Limpo berpasangan Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) yang merupakan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel.
"Saya akan konsisten mendukung Ichsan Yasin Limpo karena saya lihat mau bekerja seperti saya dan punya kemampuan untuk rakyat Sulsel, terlepas sebagai adik kandung saya," tegas Syahrul usai melaksanakan salat Sunnah di Masjid Syekh Yusuf, Senin.
Dirinya mengangap pasangan IYL-Cakka layak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, sebab kedua punya kemampuan dan pengalaman memadai sebagai pemimpin menjadi Bupati.
Penegasan tersebut juga dikuatkan ketika Syahrul disematkan jaket `Punggawa` tagline pasangan ini dan salam empat jari sebagai dukungan kepada adiknya untuk maju bertarung pada Pilkada Gubernur Sulsel 27 Juni 2018 di kediaman pribadinya Jalan Bumi Permata Hijau.
Ini dilakukan berselang lima jam usai serah terima jabatan dengan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel Soni Sumarsono di kantor Gubernur setempat. Bahkan terlihat pula dalam rekaman yang beredar salah seorang Aparat Sipil Negara (ASN) juga Plt Sekretaris Provinsi Sulsel, Toto T Ranggina hadir di rumah tersebut.
Syahrul sendiri diketahui telah pindah partai ke NasDem sebelumnya di partai Golkar karena ditawari jabatan Ketua DPP untuk hubungan daerah.
Namun disisi lain NasDem punya usungan yakni Nurdin Halid- Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz).
Kendati demikian, pilihan politiknya tentu nanti akan bersoal, karena sikap gamang ini ditampilkan secara terbuka kepada publik, bahkan bisa jadi NasDem bisa `bermain` hanya menyerahkan kendaraan untuk usungan namun penggeraknya ke calon lain.
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto saat diminta pandangannya mengatakan bahwa pilihan politik SYL memilih adik kandungnya dibandingkan NH-Aziz sebagai dukungan partai, adalah sikap politik.
"Tentu pilihan politik semua orang berbeda-beda termasuk pak Syahrul. Mengenai dengan perbedaaan dukungan partai, saya kita mungkin ada dibangun kompromi sejak awal masuk, bisa saja elit memahami pilihan politiknya," ungkap dia.
Senada pengamat politik lainnya dari Unhas, Andi Haris mengungkapkan dengan bergabungnya SYL ke pasangan IYL-Cakka maju melalu jalur perseorangan tentu akan menjadi keuntungan besar bagi mereka, hanya saja dukungan partai akan tercederai
Meski begitu, persoalan usungan partai yang seharusnya ditaati kader, akan tidak lagi berarti kepada SYL, karena jelas putusan politik mendukung adiknya menjadi gubernur untuk menggantikannya.
"Kalau menurut saya, bila pasangan NH-Aziz tetap membiarkan itu, apalagi NasDem tidak bisa diharap banyak, maka lobi ditingkat pusat harus dilakukan agar ada ketegasan dari NasDem untuk memenangkan dirinya," ujar Haris.
Namun terlepas dari hirarki partai, keputusan politik seseorang tidak bisa dipaksakan, sebab itu merupakan niat serta keputusannya memilih siapa yang hendak dia pilih.
"Saya akan konsisten mendukung Ichsan Yasin Limpo karena saya lihat mau bekerja seperti saya dan punya kemampuan untuk rakyat Sulsel, terlepas sebagai adik kandung saya," tegas Syahrul usai melaksanakan salat Sunnah di Masjid Syekh Yusuf, Senin.
Dirinya mengangap pasangan IYL-Cakka layak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, sebab kedua punya kemampuan dan pengalaman memadai sebagai pemimpin menjadi Bupati.
Penegasan tersebut juga dikuatkan ketika Syahrul disematkan jaket `Punggawa` tagline pasangan ini dan salam empat jari sebagai dukungan kepada adiknya untuk maju bertarung pada Pilkada Gubernur Sulsel 27 Juni 2018 di kediaman pribadinya Jalan Bumi Permata Hijau.
Ini dilakukan berselang lima jam usai serah terima jabatan dengan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel Soni Sumarsono di kantor Gubernur setempat. Bahkan terlihat pula dalam rekaman yang beredar salah seorang Aparat Sipil Negara (ASN) juga Plt Sekretaris Provinsi Sulsel, Toto T Ranggina hadir di rumah tersebut.
Syahrul sendiri diketahui telah pindah partai ke NasDem sebelumnya di partai Golkar karena ditawari jabatan Ketua DPP untuk hubungan daerah.
Namun disisi lain NasDem punya usungan yakni Nurdin Halid- Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz).
Kendati demikian, pilihan politiknya tentu nanti akan bersoal, karena sikap gamang ini ditampilkan secara terbuka kepada publik, bahkan bisa jadi NasDem bisa `bermain` hanya menyerahkan kendaraan untuk usungan namun penggeraknya ke calon lain.
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto saat diminta pandangannya mengatakan bahwa pilihan politik SYL memilih adik kandungnya dibandingkan NH-Aziz sebagai dukungan partai, adalah sikap politik.
"Tentu pilihan politik semua orang berbeda-beda termasuk pak Syahrul. Mengenai dengan perbedaaan dukungan partai, saya kita mungkin ada dibangun kompromi sejak awal masuk, bisa saja elit memahami pilihan politiknya," ungkap dia.
Senada pengamat politik lainnya dari Unhas, Andi Haris mengungkapkan dengan bergabungnya SYL ke pasangan IYL-Cakka maju melalu jalur perseorangan tentu akan menjadi keuntungan besar bagi mereka, hanya saja dukungan partai akan tercederai
Meski begitu, persoalan usungan partai yang seharusnya ditaati kader, akan tidak lagi berarti kepada SYL, karena jelas putusan politik mendukung adiknya menjadi gubernur untuk menggantikannya.
"Kalau menurut saya, bila pasangan NH-Aziz tetap membiarkan itu, apalagi NasDem tidak bisa diharap banyak, maka lobi ditingkat pusat harus dilakukan agar ada ketegasan dari NasDem untuk memenangkan dirinya," ujar Haris.
Namun terlepas dari hirarki partai, keputusan politik seseorang tidak bisa dipaksakan, sebab itu merupakan niat serta keputusannya memilih siapa yang hendak dia pilih.