Makassar (Antaranews Sulsel) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas, bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, The Habibie Center, dan Ikatan Keluarga Masyarakat (IKM) Parepare menggelar diskusi terbatas untuk membahas gagasan-gagasan Habibie di Aula Prof Syukur Abdullah FISIP Unhas, Makassar, Sabtu.
Direktur Bakat, Minat, dan Penalaran Kemahasiswaan Unhas Prof Dr Supratman SHut MP di Makassar, Sabtu, mengatakan kegiatan ini sebagai ajang menyosialisasikan gagasan Habibie kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa bisa mengkaji lebih jauh pemikiran dan gagasan Habibie untuk diterapkan secara nyata dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa.
"Banyak sekali ide dan gagasan dari BJ Habibie. Banyak orang tidak tahu sehingga lewat bedah buku seperti ini kita bisa mendiskusikan dan menyosialisasikan ide-ide BJ Habibie," kata Profesor Supratman.
Prof BJ Habibie merupakan tokoh bangsa yang sangat layak dijadikan teladan oleh generasi Indonesia.
Selain pernah menjabat sebagai Presiden RI ke-4, BJ Habibie adalah seorang ilmuan andal yang telah melahirkan banyak gagasan, produk, dan paten di bidang kedirgantaraan di tingkat dunia.
Sehingga ketokohan pria kelahiran Parepare ini sangat layak diteladani oleh generasi milenial Indonesia saat ini.
Penulis ide-ide BJ Habibie, Andi Makmur Makka, menyatakan salah satu gagasan BJ Habibie yang kerap dilontarkan sejak ia kembali ke Indonesia tahun 1974 adalah pentingnya mengembangkan nilai tambah dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Konsep nilai tambah Habibie menurut Makmur Makka adalah bagaimana menciptakan sesuatu yang lebih berarti dan berbobot dari nilai dasarnya.
Misalnya, antara mobil Mercy dan Kijang sangat jauh berbeda. Keduanya terbuat dari besi dan baja. Namun karena Mercy memiliki nilai tambah yang tinggi maka harganya lebih mahal.
"Setiap manusia harus memberikan nilai tambah pada sesuatu. Sehingga inti dari pemikiran Habibie adalah pengembangan sumber daya manusia, bukan teknologi," ungkap Andi Makmur Makka.
Makmur Makka mengatakan, ide pengembangan sumber daya manusia Indonesia sempat diterapkan oleh BJ Habibie ketika menjadi Menteri Riset dan Teknologi pada zaman orde baru. Habibie mengirim tiga ribu sarjana Indonesia untuk belajar di perguruan tinggi terbaik di dunia. Namun agenda tersebut mandeg, lantaran Indonesia terikat MoU dengan IMF untuk menghentikan subsidi pengembangan Iptek dan SDM di Indonesia.
"Membangun bangsa itu bukan seperti membikin bank. Begitu dibangun langsung dapat untung. Tapi hasilnya agak lama didapatkan," katanya.
Andi Makmur Makka menambahkan, karya B.J Habibie sangat berharga bagi dunia. Berkat sumbangan penemuan Habibie, produk pesawat milik orang Jerman (saat ini Airbus) yang selalu jatuh sendiri bisa terbang bebas melayang-layang di udara.
Berita Terkait
Guru Besar Unhas apresiasi GPM serentak di Sulsel kendalikan inflasi
Jumat, 22 Maret 2024 21:00 Wib
Unhas rutin sosialisasikan cegah kekerasan seksual di kampus
Jumat, 22 Maret 2024 18:35 Wib
Konsultan Asia Tenggara memberi pendampingan bagi riset di Unhas
Jumat, 22 Maret 2024 13:51 Wib
The International Office Hosts a Meeting with the leadership of the International Office in Region IX Higher Education
Jumat, 22 Maret 2024 12:49 Wib
Pos Indonesia dan Hadin kerja sama pengembangan layanan logistik
Jumat, 22 Maret 2024 3:06 Wib
FKG Unhas menghadirkan Ahli Trauma Gigi dari University Hokkaido Japan
Kamis, 21 Maret 2024 21:00 Wib
USAID Indonesia dan Unhas fasilitasi mahasiswa terus berinovasi
Kamis, 21 Maret 2024 19:09 Wib
LAM PT-Kes lakukan visitasi akreditasi Prodi Magister AKK FKM Unhas
Rabu, 20 Maret 2024 20:13 Wib