Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada pagi Idul Adha, seperti terpantau dalam laman AirVisual, Minggu, sekitar pukul 07.00 WIB.

Menurut laman pemantau kualitas udara seluruh dunia itu, saat ini Jakarta mempunyai angka indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 171, yang berarti level merah.

Baca juga: Malam takbiran, kualitas udara Jakarta membaik

Dengan angka itu, Jakarta tetap mempertahankan predikat sebagai kota ‘juara’ dengan kualitas udara terburuk di di dunia. Disusul kemudian oleh Hanoi, Vietnam.

Adapun konsentrasi partikel polutan sangat kecil dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer atau PM2.5, yang merupakan salah satu indikator pencemaran udara, mencapai 93,6 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Pagi jelang Iduladha, kualitas udara Jakarta level merah

Padahal menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka standarnya hanya 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.

Sebagai perbandingan, di pagi hari Sabtu (10/8) sekitar pukul 06.00 WIB di laman yang sama, AQI Jakarta berada pada angka 168 dengan PM2.5 yang juga tinggi yaitu 87,5 mikrogram per meter kubik.

Untuk diketahui, AirVisual menggunakan rentang angka AQI 0-500, di mana semakin tinggi AQI semakin tinggi pula tingkat polusi udaranya.

Baca juga: Kamis siang, Mangga Dua Selatan terpolusi di Jakarta

Terdapat enam kategori, masing-masing yaitu dengan AQI 0-50 baik, 51-100 sedang, 101-150 tidak sehat untuk kelompok rentan, 151-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, 301-500 berbahaya.

Indeks tersebut menggunakan indikator enam jenis polutan udara yaitu PM2.5, PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan ozon tingkat dasar.

Pewarta: Suwanti
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019