Pontianak (ANTARA) - Bank Indonesia bersama TNI AL kembali menggelar layanan kas ke sejumlah pulau Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) di Provinsi Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.

Layanan kas tersebut menggunakan KRI Lemadang yang diikuti tim gabungan BI-TNI AL ini sejak 6 Agustus 2019. Mereka berangkat dari Batam hingga berlabuh ke Pontianak pada Selasa (13/8), menjelajah ke enam pulau. Pulau-pulau tersebut adalah Jemaja, Siantan, Subi Besar, Midai, Serasan, Tambelan dan Tarempa.

“Kami melakukan kegiatan penukaran uang tidak layak edar dengan uang layak edar di pulau-pulau itu. Selain itu kami juga menggelar program bantun sosial BI dengan menyalurkan komputer dan proyektor untuk sekolah di sana. Selain tentu saja kita mensosialisasikan ciri-ciri keaslian rupiah serta dari TNI AL ada sosialisasi bela negara,” kata Ketua Tim Layanan Kas Keliling 3T BI, Agus Taufik saat tiba di Pontianak, Selasa.

Tim gabungan ini sendiri membawa modal Rp4 miliar uang baru dari berbagai pecahan. Di pulau-pulau itu, BI menyasar pusat keramaian untuk mengundang warga hadir. Masyarakat sekitar antusias menukarkan uang lusuh dan rusak miliknya. Setidaknya sebanyak Rp3,2 miliar uang baru yang dibawa tim habis tertukar.

“Kendati modal kas keliling yang dibawa tidak besar, BI pun tak mempersoalkan besarnya biaya distribusi uang kepada daerah-daerah itu. Upaya ini juga dilakukan untuk memperkokoh kedudukan rupiah sebagai mata uang utama di Indonesia,” kata dia.

Tibanya tim tersebut disambut langsung oleh Danlatamal XII Pontianak Laksamana Pertama TNI Gregorius Agung WD, MTr ( Han), Kepala KPw BI Kalbar Prijono dan Perwakilan Gubernur Kalbar.

Sementara itu, Danlatamal XII Pontianak pada kesempatan itu mengatakan bahwa program kerjasama TNI AL-BI tersebut sudah beberapa tahun dilangsungkan, untuk menjangkau kawasan perairan laut yang terpencil dan tidak memiliki layanan bank.

Menurutnya, TNI AU sangat mendukung program ini. Pasalnya, dari pengalaman sejarah, Pulau Sipadan dan Ligitan di Kalimantan Timur lepas dari NKRI karena dominasi mata uang ringgit Malaysia di sana.

“Kedaulatan negara dan bangsa ini tidak hanya soal militer, tetapi juga mata uang. Bagaimana Sipadan dan Ligitan bisa lepas karena warganya bertahun-tahun menggunakan mata uang ringgit. Itu menjadi pelajaran kita. Makanya kita sangat menyambut baik program ini agar rupiah berdaulat,” sebut Gregorius.

Sementara itu, Kepala BI Kalbar Prijono menyebutkan Indonesia adalah negara yang sangat luas, serta didominasi oleh laut. BI tentu kesulitan untuk menjangkau pulau-pulau 3T.

Kemudian, perbankan juga sulit beroperasi di sana lantaran kondisi infrastruktur serta hitung-hitungan bisnis yang belum masuk. Oleh sebab itu, kemitraan BI dan TNI AL sangat strategis agar masyarakat kepulauan tersebut dapat merasakan layanan kas.

Prijono menyebutkan BI masih menerima keadaan uang yang telah lusuh bahkan telah terbakar hingga 1/3 bagian uang. Asalkan, 2/3 bagian lainnya masih bisa dikenali.

"Selusuh apapun masih bisa kita tukarkan tanpa biaya. Tapi kalau terpotong 50 persen sulit karena nanti bisa dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab," papar dia.

Baca juga: BI Kalbar luncurkan 70 titik layanan kas keliling terpadu
Baca juga: Ekspedisi kas keliling BI pulau terluar tiba di Belawan
Baca juga: 15 KRI disiapkan untuk program Kas Keliling BI


 

Pewarta: Dedi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019