Palu (ANTARA) - Sebanyak 35 pelajar asal Sumatera Utara (Sumut) yang tergabung dalam Siswa Mengenal Nusantara (SMN) bagian dari Program BUMN Hadir Untuk Negeri tahun 2019 mengunjungi dan mendoakan korban gempa dan likuefaksi Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Jumat.

Doa kepada korban gempa dan likuefaksi Petobo, dipimpin oleh guru pendamping pelajar asal Sumut yang tergabung dalam SMN dan diikuti oleh pihak dari PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal sebagai Inalum, dan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) Persero, termasuk jasa profesional penyelenggara acara (EO).

Mengunjungi lokasi likuefaksi Petobo menjadi salah satu rentetan acara SMN yang dilaksanakan oleh PT Inalum dan PT BGR Persero di Sulawesi Tengah.

Sebelum ke Petobo, terlebih dahulu peserta mengunjungi dan bersilaturahim dengan para siswa dan guru di SMAN 3 Palu. Peserta juga melihat langsung kondisi sekolah Adiwiyata Sulteng itu.

Dari situ, pelajar menuju lokasi likuefaksi melintas di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Karanjalembah (perbatasan Kota Palu dan Sigi), lalu masuk ke lokasi likuefaksi melalui arah selatan atau lewat kompleks Perumahan BTN Permai.

Peserta penasaran dengan kondisi lokasi likuefaksi, yang selama ini setelah hampir setahun pascabencana itu, peserta hanya mendengar atau melihat sepintas melalui media massa cetak dan elektornik serta cerita-cerita dari warga.

"Iya, sangat penasaran dan ingin melihat langsung lokasi likuefaksi. Karena sebelumnya hanya dengar dan melihat likuefaksi Petobo dari media massa atau dari cerita - cerita orang," ucap Arifin Zega, salah satu peserta SMN asal Sumut.

Saat dilokasi likuefaksi, peserta bertemu dengan warga Kelurahan Petobo yaitu Mama Nova dan Papa Reza. Peserta kemudian bertanya kepada warga itu tentang peristiwa 28 September 2018 yang sulit dilupakan oleh warga Petobo.

Peserta bercerita banyak hal dengan warga tersebut, termasuk menanyakan bagaimana awal mula terjadinya likuefaksi serta bagaimana warga bisa menyelamatkan diri.
Peserta SMN tidak menyangka bahwa tanah yang mereka injak, tempat mereka berdiri dibawahnya adalah bekas permukiman padat penduduk yang saat ini tinggal kenangan. Dari situ, peserta kemudian mendoakan para korban likuefaksi Petobo.
Selain mendoakan, peserta juga berharap lokasi tersebut dapat dijadikan sebagai tempat penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan, serta disertai dengan penanda.

"Ini tempat bersejarah. nggak nyangka akan terjadi hal ini. Tempat ini bisa menjadi tempat bersejarah dan menjadi tempat penelitian," kata Arifin Zega yang merupakan Siswa Kelas II IPS SMAN 1 Sitoli Utara, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara.

Peserta SMN asal Sumatera Utara tiba di Palu pada tanggal 16 Agustus 2019. Dari Bandara Udara Mutiara Sis Aljufri Palu, peserta menuju hotel dan kemudian mengikuti seremonial penjemputan.
Selanjutnya, peserta menuju SMAN 3 Palu, dan terus berlanjut ke lokasi likuefaksi Petobo.
Peserta SMN asal Sumatera Utara berjumlah 35 orang berjabat tangan dengan salah satu warga Petobo seraya pamit usai berbincang-bincang saat berkunjung ke lokasi likuefaksi Petobo, Jumat (ANTARA/Muhammad Hajiji)
 
Peserta SMN asal Sumatera Utara berjumlah 35 orang berbincang-bincang dengan salah satu warga saat berkunjung ke lokasi likuefaksi Petobo, Jumat (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Peserta SMN asal Sumatera Utara berjumlah 35 orang berkunjung ke lokasi likuefaksi Petobo, Jumat (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019