Kuala Kapuas (ANTARA) - Kepolisian Resor Kapuas, Kalimantan Tengah, membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab terjadinya keracunan puluhan warga Kecamatan Dadahup keracunan diduga akibat menyatap makanan di resepsi perkawinan salah satu warga setempat.

“Kami sudah melakukan penyelidikan dan sudah melakukan oleh TKP juga serta sudah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium,” kata Kapolres Kapuas AKBP Tejo Yuantoro saat melihat kondisi korban keracunan di RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, Senin.

Dari hasil laporan sementara yang diterima, kata Tejo Yuantoro, jumlah korban yang ada di Puskesmas Dadahup saat ini berjumlah 23 orang dan di rumah sakit di Kapuas sebanyak 22 orang.

“Kalau untuk jumlah warga yang hadir pada acara perkawinan, kami masih melakukan koordinasi dengan pihak yang mengadakan resepsi karena itu kan undangan,”katanya.

Pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian luar biasa (KLB) ini. Dia berharap dalam waktu dekat sudah ada hasil pengungkapan masalah ini.

Baca juga: Dinkes Kalteng turunkan tim pengawasan terkait keracunan di Kapuas
Baca juga: Puluhan warga Kapuas keracunan usai hadiri pesta perkawinan
Baca juga: 21 korban keracunan makanan di Dharmasraya diperbolehkan pulang


Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat juga datang memantau kondisi korban keracunan yang dirawat di rumah sakit di Kapuas pada Minggu (18/8) malam. Dia mengimbau masyarakat yang ingin menggelar acara hajatan untuk lebih memperhatikan makanan yang akan disajikan dalam acara tersebut, terutama bumbu masakan.

“Harapan saya, warga kita agar untuk memerhatikan terutama bumbu-bumbu makanan supaya tidak terjadi lagi seperti ini (keracunan),” kata Ben Brahim.

Dia juga meminta kepada warga, jika ada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti keracunan massal yang terjadi di Kecamatan Dadahup saat ini, untuk segera menghubungi Dinas Kesehatan setempat. “Kalau seperti inikan bagus, karena belum begitu parah sudah cepat ditangani,” katanya.

Terkait keracunan makanan yang sering terjadi berulang-ulang di kabupaten yang dipimpinnya, Ben Brahim mengatakan, pemerintah daerah sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk melalui camat hingga sampai dengan kepala desa setempat agar masyarakat selalu berhati-hati dengan bumbu makanan yang disajikan.

“Artinya, sebaiknya bumbu yang dibikin sendiri dari bahan yang memang baru. Ini yang kami harapkan agar jangan sampai terjadi seperti ini lagi terjadi,” katanya.

Ben Brahim berharap korban keracunan ini, baik yang dirawat di RSUD Kapuas maupun yang berada di Puskesmas Dadahup, semuanya sudah membaik dan bisa pulang paling lambat Senin sore.

“Kondisi semua mulai membaik, berkat kesigapan tenaga medis kita menangani ini dengan cepat,” demikian Ben Brahim S Bahat.

 

Pewarta: Kasriadi/All Ikhwan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019