Medan (ANTARA) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) Sumut pada tahun 2019 diprediksi di bawah angka tahun 2018.

"Penurunan nilai ekspor karena harga jual tren turun, " ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Ginting di Medan, Selasa.

Menurut dia, harga ekspor CPO sempat mencapai 1.800 Ringgit Malaysia per metrik ton.

Walau sudah naik menjadi sekitar 2. 100 Ringgit Malaysia, tetapi ada kekhawatiran akan turun lagi karena akan memasuki masa panen puncak tandan buah segar (TBS) sawit.

"Oleh karena harga ekspor berfluktuasi, maka Gapki mengapresiasi dan mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang menargetkan bahwa pada Januari 2020, Indonesia sudah menggunakan B30 atau bahan bakar biodiesel 30 persenpersen, " katanya.

Ketua Gapki Aceh, Sabri Basyah menyebutkan dengan penerapan B30 secara serius dipastikan akan mendongkrak harga jual.

"Dengan penyerapan yang banyak dari dalam negeri, maka volume ekspor terbatas sehingga pasokan CPO di pasar dunia sedikit dan akhirnya mendorong harga jual, " ujarnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi menyebutkan, pada semester I, nilai ekspor Lemak dan Minyak Hewan / Nabati turun 21,51 persen dibanding periode sama tahun 2018.

Pada semester I 2018, nilai ekspor golongan barang itu sebesar 1,659 miliar dolar AS dan pada periode sama 2019 tinggal 1,302 miliar dolar AS.

Baca juga: Ekspor minyak sawit Sumut turun 6,58 persen

Baca juga: Apindo: ancaman PHK di Sumut lebih besar

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019