Hingga Juli 2019, rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 98 persen
Mataram (ANTARA) - Sebanyak 3.396 rumah tangga kurang mampu di Nusa Tenggara Barat mendapatkan pemasangan listrik gratis melalui program bantuan pasang baru listrik (BPBL).

Penyalaan listrik secara simbolis dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan di Desa Gemel, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Kamis.

Hingga Juli 2019, beberapa pihak yang telah ikut memberikan bantuan penyambungan baru listrik yaitu Kementerian ESDM sebanyak 1.396 rumah tangga, PLN sebanyak 1.000 rumah tangga, Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 950 rumah tangga, dan PT Asabri sebanyak 50 rumah tangga.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan pemerintah berkomitmen mewujudkan Indonesia berlistrik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian bantuan sambung listrik gratis untuk warga kurang mampu.

"Pemerintah terus mendorong berbagai pihak, selain kami di pusat ada pemerintah daerah dan BUMN yang terus kami dorong untuk sinergi melistriki Nusantara. Hari ini kita nyalakan listrik hasil dari program BPBL," katanya.

Program BPBL diinisiasi aparatur sipil negara (ASN) Kementerian ESDM. Program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan rasio elektrifikasi di NTB.

Hingga Juli 2019, rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 98 persen. PLN menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 99,9 persen pada akhir 2019.

Direktur Pengadaan Strategis 2 PLNDjoko Rahardjo menjelaskan, berbagai upaya dilakukan oleh PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Salah satunya bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah dan BUMN untuk memberikan bantuan penyambungan listrik gratis bagi warga kurang mampu.

"Dengan sinergi seperti ini kami optimis bisa mencapai target rasio elektrifikasi 99,9 persen di NTB," ucap Djoko.

Warga kurang mampu yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis tersebut, mendapatkan sambungan listrik PLN berdaya 450 Volt Ampere (VA), dengan tarif bersubsidi. Listrik yang digunakan adalah sistem layanan prabayar.

Sementara itu, Nur Hasanah, salah seorang warga Desa Gemel, bersyukur menerima bantuan pasang baru listrik secara gratis.

Warga lanjut usia itu sehari-hari bekerja menjual es mambo yang dibuat oleh tetangganya. Dirinya hanya berkeliling dari desa ke desa untuk menjual barang dagangannya.

"Untungnya tidak seberapa, sehari paling hanya dapat Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari," tutur Nur.

Berkat bantuan pasang baru listrik, kini rumahnya terailiri listrik PLN dengan daya 450 Watt. Dengan adanya listrik, Nur dapat membuat sendiri es mambo untuk dijual. Harapannya hasil yang didapatkan juga bisa bertambah.

"Mudah-mudahan ada listrik ini bisa tambah untungnya. Sekarang bisa buat esnya sendiri. Terima kasih Pak Menteri," ucap Nur kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Selain program bantuan penyambungan baru listrik, melalui program listrik desa, PLN terus membangun jaringan untuk melistriki daerah-daerah terpencil. Pada 2019, PLN menargetkan dapat melistriki 34 lokasi terpencil.

Baca juga: PLN hadirkan program "one man one hope" kejar elektrifikasi listrik
Baca juga: KESDM gratiskan 1.250 rumah di NTT pasang sambungan listrik
Baca juga: PLN bantu 1.233 sambungan baru gratis untuk Mentawai

Pewarta: Awaludin
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019