Jayapura (ANTARA) - Mantan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengajak seluruh eleman masyarakat yang ada di daerah itu untuk bersama-sama menjaga kenyamanan dan kedamaian, serta jauh dari perpecahan dan kebencian.

Ajakan ini disampaikan oleh Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam dialog interaktif di RRI Jayapura, Kota Jayapura, Minggu ketika mendampingi Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Jhosua Pandit Sembiring dengan topik Damailah Papuaku.

Baca juga: Polres Metro Jaksel gelar renungan-doa bersama untuk Papua
Baca juga: Papua Terkini - Kapolda tegaskan situasi di Kota Jayapura kondusif


"Saya berharap sebagai mantan Kapolda Papua dan saya putra asli Papua, mari kita semua menjaga tanah ini dengan baik, aman dan damai," katanya.

Jenderal polisi bintang dua itu yang kini menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Lemdikpolri itu mengungkapkan bahwa keinginan Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian agar semua situasi dapat terkendali dengan aman dan kondusif, bisa kembali seperti semula.

"Beliau (Kapolri,red) berprinsip bahwa upaya-upaya negosiasi dan komunikasi itulah yang utama. Selain itu juga beliau juga ingin mengamankan semua pihak makanya ada dorongan atau back up dari beberapa pasukan yang hadir dari daerah terdekat, seperti dari Papua Barat," katanya.

Ia mengaku sangat menyayangkan dengan kejadian pada Kamis pekan kemarin, yang akar persoalannya bermula dari Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

"Saya lama menempuh pendidikan di Surabaya dan saya sangat dekat dengan warga disana. Kita harus membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, kita semua Bhineka Tunggal Ika. Saya juga dipercaya untuk menjadi Kapolda Sumatera dan kami juga merasakan sangat dekat dengan masyarakat tidak ada perbedaan," katanya.

Paulus mengaku telah mendatangi sejumlah warga dan mengajak untuk kembali bersatu dan membangun serta menjaga kedamaian Papua.

"Kemaren saya mendatangi semua masyarakat, untuk bersama sama membantu kami untuk menjaga kedamaian di tanah Papua. Kita merasakan luka hati dengan adanya penjarahan, pengrusakan yang dilakukan oleh pendemo," katanya.

Seharusnya, kata dia, kordinator lapangan aksi demo tersebut harus melakukan berkoordinasi baik dengan aparat kepolisian setempat, terutama mengenai jumlah pendemo sehingga bisa dikawal agar dapat menyampaikan aspirasi dengan baik.

"Tidak seperti yang terjadi kemaren pendemo melakukan pengrusakan dan penjarahan yang berujung pada pembakaran. Sementara masalah di Surabaya dan Malang sudah diproses hukum. Dan sesungguhnya ini ada masalah di asrama maupun di mess tersebut, yang ada adalah terjadi senioritas didalam mess tersebut yang mempengaruhi para juniornya," katanya.

Baca juga: Papua Terkini - Polisi amankan puluhan senjata tajam saat razia
Baca juga: Papua Terkini - Pangdam Cenderawasih minta semua pihak menahan diri

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019