Kupang (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas B Maumere melakukan koordinasi dengan tokoh adat di desa Lohayong terkait pencarian jasad Sulaiman Apang nelayan yang hilang pascaperahunya ditabrak kapal cepat yang sampai saat ini belum ditemukan.

"Sampai hari keempat ini kami masih belum menemukan nelayan yang tenggelam," kata Kepala Seksi Operasi Kantpr Pencarian dan Pertolongan SAR kelas B Maumere Irsan Anshari Arsyad kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Selasa.
Baca juga: Tim menyisir pantai selatan Cianjur cari nelayan hilang

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan hasil pencarian seorang nelayan asal Watanpao yang hilang usai perahunya ditabrak kapal cepat pada Sabtu (31/8).

Sebelumnya diberitakan nelayan tersebut bersama rekan-rekan-rekannya sedang memancing di perairan Watampao Flores Timur. Ketika sedang memancing kapal cepat Fantasi Ekspress yang melaju dengan cepat tak melihat perahu nelayan tersebut.

Akibatnya usai ditabrak perahu tersebut rusak berat dan langsung tenggelam, sementara nahkodanya langsung diamankan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Tiga nelayan diduga hilang di Perairan Air Bangis Pasaman Barat

Irsan mengatakan dilibatkannya para tokoh adat itu dengan tujuan agar ada dilakukan ritual adat terlebih dahulu sebelum dilakukan pencarian.

"Sampai saat ini proses pencarian masih terus dilakukan di lokasi hilangnya korban. Kita akan berusaha terus untuk melakukan pencarian," tambah dia.

Dalam proses pencarian itu kantor SAR Maumere mengerahkan satu unit Sea Rider untuk mendukung operasi pencarian korban tabrakan kapal tersebut.

Upaya pencarian didukung pula oleh kapal cepat dari Polair Kabupaten Flores Timur dan Lembata , serta sekitar 10 kapal nelayan setempat.
Baca juga: Tim SAR belum temukan nelayan hilang di Selat Lombok
Baca juga: Satu nelayan Adonara hilang di perairan Flores

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019