Medan (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara mengusung misi upaya penurunan emisi gas rumah kaca di pegelaran Conference of Parties (COP) 25 di Chili, 2 - 8 Desember 2019.

"Provinsi Sumut terdaftar sebagai observer pada COP 25 sehingga berkomitmen untuk terus meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut, Binsar Situmorang di Medan, Kamis.

Binsar Situmorang mengatakan itu dalam sesi Seminar Road to COP 25 Time to Solve Climate Crisis, Sustainabilty Action dalam 9th Indonesia Climate Change Forum & Expo 2019 dan Pekan Lingkungan Hidup Sumut, di Medan.
Baca juga: Kemajuan Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca

Binsar menjelaskan, dalam menghadapi COP 25 itu, Sulit melakukan upaya penurunan emisi gas rumah kaca secara konsisten dan berkelanjutan di 4 sektor yakni energi, pertanian, kehutanan dan limbah.

Untuk penurunan emisi gas rumah kaca itu, Dinas Lingkungan Hidup Sumut bekerja sama dengan banyak pihak khususnya pemerintah kabupaten/kota.

Kerja sama untuk melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dilakukan melalui Program Kampung Iklim (Proklim) pada Sistem Registri Nasional.

Ada lima desa dari 27 desa di 11 kabupaten/kota yang siap melaksanakan Proklim itu.


Salah satunya di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat, Langkat, yang ditanami pohon.
Baca juga: Kaltim pelaksana program pengurangan emisi karbon gas rumah kaca

Dengan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim itu penurunan emisi gas rumah kaca diharapkan terus terjadi.


Hasil invetarisasi hasil emisi gas rumah kaca pada tahun 2017.msing - masing di sektor energi 1820,155 TCO2eq, pertanian 660,724 TCO2eq kehutanan 1205,300 TCO2eq dan limbah 504,701 TCO2eq.

Ke depannya, emosi rumah kaca diharapkan semakin rendah.

"Sumut juga meakukan beberapa inisiatif dan subnasional yang ditampilkan Sumut di kancah global seperti berpartisipasi pada pertemuan steering committe dan majelis umum nrg4sd di Srilanka 2015," ujarnya.
Baca juga: Tangerang rangkul University Of Florida turunkan emisi gas rumah kaca

Termasuk berpartisipasi pada COP 22 dan pertemuan steering committe Marakesh Maroko 2016 dan mengadakan workshop perubahan iklim 'save mangrove, save our house' di Medan 2019.

Head of Expert Team UKP-PPI Amanda Kalit, mengatakan dalam upaya pengendalian perubahan iklim, harus disikapi setiap individu.

"Pemanasan global yang terjadi dalam kurun waktu 1 dekade harus disiasati dengan melakukan hemat energi dan penanaman pohon, " katanya.

Menurut Amanda, setiap individu sudah harus menyadari pentingnya melakukan penghematan dari yang terkecil, seperti naik sepeda dari pada mengendaraii mobil atau kendaraan bermotor.

Kemudian melakukan penananam pohon di lingkungan sendiri dan mengurangi penggunaan botol plastik dan kertas.
Baca juga: Banyak kota AS tak bisa ukur perkembangan buangan gas rumah kaca

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019