Palembang (ANTARA) - Bank BNI Wilayah Palembang yang membawahi lima provinsi di Sumatera bagian selatan mengejar pertumbuhan nasabah hingga 12 persen pada 2019 untuk menggenjot kenaikan pendapatan dari dana pihak ketiga (DPK).

Pemimpin BNI Wilayah Palembang Dodi Widjajanto di Palembang, Senin, mengatakan saat ini jumlah nasabah sudah mencapai 2 juta, namun masih memiliki potensi untuk bertambah selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap industri perbankan.

“Dengan luasnya sebaran wilayah kerja yakni di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung kami optimis target ini dapat tercapai,” kata Dodi.

Dodi mengatakan dari jutaan nasabah itu, 10 persennya merupakan nasabah dari segmen usia milenial. Oleh karena itu, perusahaan berupaya meningkatkan jumlah nasabah dari kalangan tersebut. Salah satunya, kata dia, pihaknya gencar melakukan edukasi keuangan kepada generasi milenial atau mereka yang berusia produktif.

“Misalnya kami telah meluncurkan produk rekening digital di mana memudahkan calon nasabah untuk membuka akun tabungan di bank kami,” kata dia.

Menurutnya, rekening digital tersebut telah berjalan selama dua bulan terakhir di wilayah Sumbagsel dan Dodi mengklaim respons masyarakat cukup positif.

“Kami mengikuti tren dan kebutuhan masyarakat saat ini di mana nasabah cenderung ingin layanan yang mempermudah mereka. Dengan rekening digital, misalnya nasabah tidak perlu ke kantor cukup mendaftar lewat hp (handphone) saja,” kata dia.

Otoritas Jasa Keuangan mendorong perbankan di Sumatera Selatan menghimpun “dana murah” berupa giro dan tabungan untuk menekan biaya dana dan menjaga rasio margin tetap besar.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional Sumbagsel Panca Hadi Suryanto mengatakan sejauh ini dana murah ini menjadi buruan dari perbankan di Sumsel yang tercermin dalam realisasi per April 2019.

Dari total DPK perbankan di Sumsel sebesar Rp82,81 triliun diketahui persentase untuk giro 18 persen, tabungan 36,57 persen dan deposito 38 persen.

“Dari struktur DPK, diketahui 54,57 persen itu dari murah. Ini sudah cukup bagus, tapi harus terus didorong karena dana murah ini dampaknya sangat besar karena dapat membuat suku bunga kredit tidak terlalu tinggi karena ‘cost of fund’ lebih murah,” kata dia.

Baca juga: OJK optimistis kredit perbankan Sumatera Selatan tumbuh 12,0 persen
Baca juga: Pemkot Palembang minta dukungan Bank Sumsel Babel tingkatkan PAD
Baca juga: BI siapkan kebutuhan likuiditas perbankan di Sumsel selama Ramadhan

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019