Jakarta (ANTARA) - Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie yang wafat pada Rabu pukul 18.05 WIB di RSPAD Jakarta, bukan hanya sosok yang indentik dengan pesawat terbang, namun ia pernah mencetuskan konsep mobil nasional.

Baca juga: Berapa harga mobil Esemka Garuda 1 dan Bima?

BJ Habibie, saat menjabat Menteri Riset dan Teknologi di era Presiden Soeharto mencetuskan ide mobil listrik dengan nama Maleo pada 1993. Maleo diambil dari nama burung macrocephalon maleo yang hidup di Sulawesi.

Dilansir GNFI, Maleo akan dikembangkan bersama pabrikan Inggris, Rover, dan beberapa perusahaan lainnya. Adapun komponennya bisa dibuat di dalam negeri dengan menggandeng Pindad, IPTN hingga Krakatau Steel.

Maleo berdesain sedan, model yang populer di era itu, dengan konfigurasi lima penumpang dan tampilan model yang lebih bercita rasa Eropa.
Mobil Maleo yang digadang-gadang menjadi mobil nasional di era 1994 (GNFI/mobilmotorlama.com)


Maleo dijadwalkan meluncur pada 1994 dengan harga Rp25 juta (harga saat itu), dengan berbekal mesin 1.200cc tiga silinder dengan tenaga 80 ps dengan kecepatan maksimal 140km/jam.

Baca juga: Pemerintah ingin Mobnas dimulai dengan mobil mungil

Habibie pernah berencana bahwa mobil nasional Indonesia tidak hanya berbahan bakar bensin, namun mengembangkan bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan, misalnya hidrogen.

Maleo sempat dibuat satu unit sebagai model contoh pada 1994, namun proyek itu tidak dilanjutkan, kemudian muncul PT Timor Putra Nasional milik Hutomo Mandala Putra yang meluncurkan Timor S515 dari model Kia Sephia pada 1995.


Baca juga: Penyelidikan Mobnas Timor Ditargetkan Pertengahan November

Baca juga: "Nasehat" Mobnas Malaysia untuk Mobnas Indonesia
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019