Jakarta (ANTARA) - Ibu kota DKI Jakarta tempati peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Kamis pagi.

Berdasarkan data dari laman AirVisual.com pada pukul 06.00 WIB kualitas udara Jakarta mencapai angka 152 berdasarkan AQI atau indeks kualitas udara dengan status udara tidak sehat.

Peringkat tersebut setara nilai polutan sebesar 56,5 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5.

Kualitas udara terburuk pertama ditempati oleh kota Lahore di Pakistan dengan nilai 160 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 71,2 µg/m³.

Pada posisi kedua ditempati oleh kota Delhi di India dengan status udara tidak sehat. Delhi memiliki kualitas udara dengan indeks 157 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 67 µg/m³.

Secara berturut- turut kota Dhaka yang terletak di Bangladesh dan kota Kuala Lumpur di Malayasia menempati urutan ke empat dan kelima dengan nilai AQI sebesar 139 dan 138 dengan status udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Namun demikian, dalam beberapa hari terakhir kualitas udara Jakarta sering kali dalam kategori sedang (nilai 50-100 berdasarkan AQI). Sebagai contoh, pada Selasa (10/9) mulai pukul 12.00 hingga 20.00 WIB dan pada Rabu (11/9) pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB udara Jakarta dalam kategori sedang. yang jarang terjadi sebelumnya.

Diagaram Kualitas udara Jakarta mulai Selasa (10/09) pukul 07.00 WIB hingga Kamis (12/09) pukul 05.00 WIB.
Diagaram kualitas udara Jakarta mulai pukul Selasa (10/09) pukul 07.00 WIB hingga pukul Kamis (12/09) 05.00 WIB berdasarkan hasil tangkap layar dari aplikasi Airvisual, Kamis pagi (12/09/2019). (Airvisual)

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019