Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usahanya, menyiapkan stok pupuk sebanyak 1,26 juta ton yang terdiri dari 532.106 ton urea, 375.510 ton NPK, 123.096 ton ZA, 123.012 ton SP-36 dan 114.979 ton organik, untuk kebutuhan pupuk bersubsidi nasional.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan stok tersebut disiapkan sebagai langkah antisipasi jelang musim tanam pada Oktober hingga Maret mendatang.

"Jumlah stok yang disiapkan di lini III dan IV tersebut cukup untuk kebutuhan tiga bulan ke depan," kata Wiajaya di Jakarta, Jumat.

Melalui para produsen pupuk, yaitu Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pupuk Kujang CIkampek, Pupuk Iskandar Muda serta Pusri Palembang, BUMN produsen pupuk tersebut menyiapkan jumlah tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan alokasi yang diatur Kementerian Pertanian. Sehingga, lanjut Wijaya, tidak terjadi kekurangan stok pupuk jelang musim tanam tahun ini.

Wijaya menegaskan dalam menjalankan penugasan penyaluran pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam Permendag 15/M-DAG/PER/4/2013 yang menyebut stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan hingga dua minggu.

Namun untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pupuk dan agar petani lebih mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia meningkatkan ketersediaan stok hingga dua kali lipat baik di lini III (Gudang yang berlokasi di Kabupaten) dan Lini IV (Kios Resmi).

Selain itu, sesuai dengan peraturan pemerintah, stok pupuk bersubsidi yang disalurkan oleh Pupuk Indonesia pun disesuaikan berdasarkan alokasi pupuk di masing-masing provinsi.

Berdasarkan wilayah dan kebutuhannya, stok pupuk tertinggi saat ini ada di Jawa Timur yaitu sebesar 345.472 ton untuk semua jenis pupuk, kemudian Jawa Barat sebesar 216.724 ton, dan Jawa Tengah 195.189 ton.

Tercatat hingga 11 September 2019 Pupuk Indonesia Grup telah menyalurkan 6.026.667 ton pupuk bersubsidi. Terdiri dari 2.612.641 ton urea, 583.313 ton SP-36, 636.207 ton ZA, 1.697.400 ton NPK, 497.104 ton organik.

“Angka penyaluran pupuk bersubsidi hingga 11 September sudah mencapai 68 persen dari alokasi penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2019 sebesar 8.8 juta ton,” lanjut Wijaya.

Alokasi 2019 sebanyak 8.8 juta ton tersebut berkurang sebanyak 676 ribu ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 9,55 juta ton.

“Untuk mengantisipasi kebutuhan petani, kami pun menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios,” jelas Wijaya.

Ia berharap dengan komitmen bersama antara produsen pupuk, distributor, dan kios dapat bersinergi dengan baik untuk mengutamakan kepentingan petani dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di seluruh negeri.

Baca juga: Pupuk Indonesia pastikan stok pupuk bersubsidi cukup untuk 3 bulan
Baca juga: Jelang musim tanam, diserukan penyaluran pupuk harus tepat sasaran
Baca juga: Hingga Mei 2019, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi 3,7 juta ton

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019