Jakarta (ANTARA) - Platform fintech peer-to-peer lending Modalku akan lebih banyak fokus membantu salah satunya pedagang-pedagang pasar tradsional pada tahun depan.

"Mungkin nanti lebih banyak fokus di pelaku e-commerce berskala UMKM dan pedagang pasar tradisional pada tahun depan," ujar Head of Microbusiness Modalku Sigit Ariotedjo saat berkunjung ke Kantor Berita ANTARA, di Jakarta, Jumat.

Sigit menjelaskan pedagang di pasar tradisional merupakan salah satu UKM yang juga tidak memiliki banyak pilihan dalam mendapatkan bantuan permodalan. Pilihan mereka untuk mendapatkan modal hanya dua yakni meminjam kepada rentenir atau tidak sama sekali. Artinya pedagang di pasar tradisional ini butuh bantuan.

Selain itu pedagang pasar tradisional ini juga butuh kecepatan proses dan kepastian dalam mendapatkan bantuan permodalan.

"Pedagang pasar tradisional merupakan UKM yang menggantungkan hidup dan nafkah keluarganya pada aktivitas perdagangan di pasar, mungkin agak berbeda dengan para pelaku UKM lainnya. Dengan demikian profil para pedagang pasar tradisional ini sangat cocok dengan strong point dari Modalku," kata Sigit.

Program untuk memberikan pinjaman modal kepada pedagang pasar tradisional telah diluncurkan oleh Modalku pada Juni 2019, dan para pedagang yang dibantu saat ini masih terkonsentrasi di sekitar wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Sebelumnya awal tahun 2019, Modalku menuangkan visinya menjadi tema kampanye “Semua UMKM layak mendapatkan akses ke pendanaan.” Ditargetkan bahwa di tahun 2019, Modalku dapat menjangkau sebanyak mungkin UMKM dengan produk-produk yang ada.

Laju pertumbuhan jumlah pendanaan dan jumlah transaksi Modalku di semester 1 tahun 2019 menunjukkan bahwa penetrasi serta jangkauan perusahaan ke UMKM, baik di Indonesia maupun Asia Tenggara, semakin cepat dan kuat. Diharapkan seiring dengan kemajuan teknologi finansial dan peer-to-peer (P2P) lending, ekosistem UMKM di Indonesia serta Asia Tenggara akan semakin solid sebab aktivitas bisnis segmen tersebut dapat berkembang.

Modalku, bersama dengan total pendanaan di Singapura dan Malaysia, telah berhasil menyalurkan pinjaman modal usaha sebesar Rp 7 triliun bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Asia Tenggara. Konsisten dengan beberapa semester sebelumnya, Indonesia merupakan kontributor terbesar terhadap nilai total pencairan, dengan
jumlah sekitar Rp4 triliun.

Total pendanaan di Asia Tenggara ini telah naik hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan angka total pendanaan di akhir tahun 2018. Sedangkan selama semester 1 tahun 2019, Modalku telah meningkatkan jumlah transaksinya di Asia Tenggara menjadi lebih dari 8 kali jumlah transaksi Modalku sejak berdiri hingga akhir tahun 2018, dengan total sekitar 750.000 pinjaman UMKM.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019