Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat hingga September terdapat 94 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru, sebagian besar pelaku hubungan seks menyimpang laki-laki seks laki-laki (LSL), yakni 40 persen.

"Paling tinggi LSL, ibu rumah tangga, pekerja seks komersial dan beberapa kelompok lain," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Neneng Efa Fatimah pada wartawan Minggu.

Angka tersebut ungkap dia, kemungkinan akan terus bertambah karena ada waktu tiga bulan hingga akhir tahun untuk melakukan pemeriksaan dan pendampingan terhadap pengidap HIV/AID.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Tulungagung terus bertambah

"Kemungkinan jumlah penderita baru akan melebihi dari pendataan tahun 2018 dengan total 124 ODHA. Sedangkan tahun 2017 tercatat ada 168 ODHA, 86 orang diantaranya pelaku seks menyimpang atau gay," katanya.

Pendataan terhadap ODHA sudah dilakukan sejak tahun 2005 sampai 2016 tercatat ada 655 ODHA di Cianjur dengan pengelompokan pengidap HIV/AIDS sebagian besar dari pelaku penyimpangan seksual terutama LSL.

"Persentase setiap tahunnya menyumbang 40 persen ODHA baru dari pelaku LSL, disusul ibu rumah tangga, pekerja seks komersial dan lainnya, sedangkan dari kelompok usia, mayoritas ODHA berada direntang usia 30-45 tahun dengan 20 persen.

Baca juga: 360 ODHA baru ditemukan di Tulungagung selama 2019

Sedangkan terkait adanya ASN di lingkungan Pemkab Cianjur yang mengidap HIV/AIDS, pihaknya belum memiliki data karena selama ini tidak mengklasifikasi data mengani profesi.

"Kami tidak menutup kemungkinan ada ODHA di lingkungan ASN di Pemkab Cianjur, termasuk di lingkungan profesi lainnya karena HIV/AIDS tidak terpaku pada siapa dan apa profesinya," kata Efa.

Baca juga: Perhatian keluarga dibutuhkan agar ODHA mampu bertahan

Ia menuturkankan, data yang diperoleh setiap tahun akan dijadikan dasar untuk penanganan masalah HIV/AIDS, sehingga tahun 2030 dapat mengejar target triple zero atau program tidak ada lagi ODHA baru, zero diskriminasi dan zero kematian akibat HIV/AIDS.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019