Jakarta, 23/6 (ANTARA) - Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Ditjen PHKA Departemen Kehutanan dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor bekerjasama mengadakan seminar dan lokakarya dengan mengambil tema "Promosi Pariwisata Alam di Kawasan Konservasi". Seminar diadakan pada tanggal 26 Juni 2008 di Ballroom International IPB Convention Center Baranangsiang, Bogor. Seminar dan lokakarya ini diadakan sebagai promosi pariwisata alam dan ekowisata di kawasan konservasi, sekaligus merupakan dukungan terhadap program Visit Indonesia Year 2008. Fakultas Kehutanan IPB pada acara ini akan menfasilitasi kolaborasi antara Departemen Kehutanan dengan para pihak dalam penyusunan strategi promosi pembangunan pariwisata alam dan ekowisata untuk mengakselerasikan ekowisata Indonesia. Pada seminar ini akan dilaksanakan pula penandatanganan MOU kerjasama promosi wisata alam antara Menteri Kehutanan dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam telaah yang diungkap oleh Kelompok Kerja Ekowisata, ternyata hanya beberapa kawasan konservasi yang diketahui keberadaannya oleh pelaku bisnis ekowisata maupun para wisatawan sebagai ekowisata yang potensial. Anggota Kelompok Kerja Ekowisata adalah perwakilan dari Perguruan Tinggi, Dephut, Depbudpar, Menko Perekonomian, pelaku bisnis ekowisata, dan LSM bidang ekowisata. Masih sedikit yang menyadari bahwa potensi hutan ditinjau dari jasa lingkungan dan wisata alam bernilai 95 persen lebih besar daripada nilai kayunya. Untuk dapat mengembangkan industri wisata alam, pelaku usaha wisata jenis ini harus berpegang pada prinsip dasar pengembangan pariwisata alam, yaitu berbasis pada alam, berkelanjutan, bermanfaat untuk masyarakat lokal, mengutamakan kepuasan wisatawan, dan memiliki unsur pendidikan lingkungan. Kegiatan pengusahaan wisata alam yang berkembang saat ini belum sepenuhnya mengacu pada prinsip dasar tersebut sehingga menjadi kendala pengembangan pariwisata alam. Produk pariwisata alam yang ada belum dikemas dalam paket wisata yang menarik. Promosi dan informasi kurang, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang serta minimnya pelatihan dan pendidikan bidang perencanaan, penyelenggaraan dan pemantauan pariwisata alam merupakan beberapa permasalahan yang menghambat perkembangan sektor wisata ini. Dukungan yang diharapkan untuk pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam ini meliputi kerjasama dengan berbagai pihak, peraturan dan kelembagaan yang mendukung, serta penyelesaian permasalahan teknis terkait ketentuan-ketentuan internasional yang menyertainya. Kawasan konservasi di seluruh Indonesia yang memiliki potensi sebagai industri wisata alam sangat bervariasi, tersebar dalam 535 unit dengan luas total mencapai lebih 28 juta hektar, meliputi cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya dan taman buru. Jenis kegiatan potensial untuk dikembangkan dalam wisata sektor ini meliputi tracking, hiking, rafling, interpretasi alam dan lingkungan, pengamatan binatang dan tumbuhan, outbound, penelusuran gua, sepeda gunung, kemah dan fotografi. Untuk kawasan konservasi laut, kegiatannya meliputi snorkling, diving, fishing, surfing, wind surfing, ski air dan fotografi. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008