Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, memberangkatkan sebanyak 78 umat muslim untuk umrah ke tanah suci

"Jaga kesehatan, cuaca di sana lebih ekstrim dibanding Indonesia. Pahami juga budaya orang lain, jaga nama baik Manokwari juga Indonesia," kata Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo pada pelepasan di Manokwari, Rabu.

Ia menerangkan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya melakukan pembinaan pada bidang keagamaan, baik untuk muslim, Protestan, Katolik, Hindu maupun Buda.

Jumlah peserta umroh yang dibiayai Pemkab Manokwari, kata Edi, terus meningkat setiap tahun. Itu dilakukan agar lebih banyak warga kurang mampu yang berkesempatan untuk ke tanah suci Mekah.

"Manokwari meskipun di kenal sebagai kota Injil tapi kita bisa berangkatkan banyak warga muslim untuk umrah. Bahkan daerah lain yang mayoritas muslim masih kalah dari Manokwari," kata pria asal Simo, Boyolali, Jawa Tengah tersebut.

Baca juga: Papua Barat berangkatkan 406 wisatawan rohani-umroh ke Israel, Saudi, India

Baca juga: Amphuri edukasi masyarakat melalui pameran AITE 2019


Setiap tahun, Pemkab Manokwari memberangkatkan perwakilan umat beragama berkunjung ke tanah suci masing-masing. Umat Hindu diberangkatkan ke India, Katolik ke Vatikan dan Protestan ke Yerussalem.

"Bahkan untuk muslim bukan hanya umrah, namun juga menunaikan ibadah haji. Tahun lalu kami berangkatkan delapan orang dan tahun ini delapan lagi," sebutnya.

Untuk program haji, pemerintah daerah tidak bisa memaksakan untuk memberangkatkan peserta dengan jumlah banyak karena terkendala masalah kuota yang diberikan Kementerian Agama.

"Kita harus mengantre lama, maka kebijakan bapak Bupati kita alihkan ke program umrah," ujarnya menambahkan.

Peserta umrah dari Manokwari akan diberangkatkan pada 28 September 2019 menuju Jakarta. Selanjutnya 29 September rombongan terbang dari Jakarta ke Tanah Suci.*

Baca juga: Islamic Tourism Expo 2019 incar transaksi Rp50 miliar

Baca juga: Deddy Corbuzier banyak menolak tawaran umrah setelah masuk Islam

Pewarta: Toyiban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019