Cibinong, Bogor (ANTARA) - Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Syarifah Sofiah menyebutkan bahwa kini mencuat wacana light rail transit (LRT) tembus ke kawasan Puncak Bogor, setelah Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diberi mandat oleh Presiden Joko Widodo menata transportasi di Jalur Puncak.

"Bahkan BPTJ sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperpanjang jalur LRT sampai ke Puncak Bogor," ujar perempuan yang akrab disapa Ipah itu kepada Antara di Cibinong, Bogor, Sabtu.

Menurutnya ide itu spontan dari BPTJ tanpa ada usulan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, mengingat sebelumnya BPTJ sudah memastikan operasional transportasi berbasis rel itu akan masuk kawasan Bogor, yakni ke Terminal Baranangsiang Kota Bogor.

"Tadinya kan LRT berakhir di Baranangsiang, tapi akan dicoba sampai ke atas. Kalau misalkan LRT sampai ke atas itu akan luar biasa, mengurangi kemacetan. Itu yang sebetulnya kita tunggu dari BPTJ. Jadi ini hikmah dari BPTJ turun mengkaji semua," kata Ipah.

Baca juga: LRT sudah angkut 211 ribu penumpang saat uji publik

Baca juga: DPRD nilai transportasi berbasis rel di Jakarta perlu ditambah

Baca juga: Komentar warga soal LRT Jakarta yang belum beroperasi


Secara teknis, ketika LRT tembus ke kawasan Puncak, menurutnya diperlukan sistem Park and Ride untuk memaksimalkan fungsi transportasi publik. Artinya, menyediakan tempat parkir bagi masyarakat yang membawa kendaraan pribadi, sebelum beralih ke LRT.

"Park and ride-nya juga bisa difungsikan sebagai Rest Area. Jadi ada dua rest area dengan yang di Gunung Mas. Mungkin, di Gunung Mas juga bisa jadi salah satu stasiun LRT," tuturnya.

Selain wacana menghubungkan LRT hingga ke kawasan Puncak, menurut Ipah BPTJ juga tengah mengkaji beberapa opsi penanganan mengurai kemacetan di Jalur Puncak. Beberapa opsi itu antara lain pemberlakuan ganjil genal, ataupun memberlakukan kanalisasi.

"Tetapi semuanya kalau kebiasaannya bptj itu dia akan uji coba, hitung dulu mana yang paling efektif dan paling sedikit menimbulkan persoalan," bebernya.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019