Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa diperkirakan masih melanjutkan pelemahan pada awal pekan lalu.

"Untuk hari ini rupiah kemungkinan masih akan melemah dipicu data eksternal yang masih belum kondusif," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Pada pekan lalu, delegasi setingkat wakil menteri dari pihak AS dan China menggelar perundingan di Washington guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan.

Rencananya pasca menggelar negosiasi dagang, delegasi China akan mengunjungi ladang pertanian di Montana dan Nebraska. Namun, rencana kunjungan tersebut dibatalkan dan delegasi China kembali ke negaranya lebih cepat dari yang dijadwalkan.


Baca juga: Rupiah melemah terbawa sentimen perang dagang

Pembatalan tersebut disebabkan keputusan Donald Trump yang menolak perjanjian perdagangan secara parsial dengan China. Pelaku pasar pun mulai mempertanyakan potensi dicapainya kesepakatan dagang dalam waktu dekat.

Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.040 per dolar AS hingga Rp14.105 per dolar AS.

Pada pukul 10.13 WIB, rupiah masih melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.095 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.085 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.099 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.077 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan dibayangi sentimen perang dagang
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 20 poin

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019