Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor meminta semua pihak untuk menghentikan tindakan kekerasan terkait aksi demonstrasi mahasiswa menolak revisi UU KPK dan RUKHP di Jakarta dan berbagai daerah.

"Saatnya semua harus menahan diri agar tidak muncul korban lagi," ujar Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis, Rabu.

Baca juga: Charles Honoris bilang RUU KUHP sudah ditolak, demo sebaiknya berhenti

Baca juga: Bamsoet: Permintaan mahasiswa sudah dipenuhi

Baca juga: KSP: Sikap pemerintah tetap tunda RUU KUHP

Baca juga: Presiden persilakan masyarakat sampaikan masukan kepada DPR


Yaqut mengatakan, aksi kekerasan harus segera disudahi agar tidak memicu kerawanan keamanan, politik, sosial maupun ekonomi yang lebih besar.

Ansor sangat menyayangkan tindak kekerasan yang terjadi selama aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah. Ansor meminta semua pihak untuk berpikir jernih dan matang serta tidak mudah terpancing agar tidak merugikan kepentingan masyarakat lainnya.

Ansor mempersilakan langkah mahasiswa yang berupaya mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai melanggar nilai-nilai keadilan karena sikap kritis adalah sebuah keniscayaan di sebuah negara yang demokratis seperti Indonesia.

Namun demikian, Yaqut meminta agar mahasiswa konsisten berpikir jernih dalam menyampaikan pendapatnya.

Ansor mendorong mahasiswa dan masyarakat menggunakan jalur yang tepat seperti berdialog dengan para anggota DPR. Langkah legal lain yang tepat dilakukan adalah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Yaqut menilai langkah dialog maupun uji materi penting agar perjuangan mahasiswa tidak dikotori dan ditunggangi oleh pihak-pihak lain.

"Di tengah situasi yang kian memanas saat ini, sangat mungkin banyak kelompok yang ingin memanfaatkan mahasiswa guna memuluskan kepentingan jangka pendeknya," kata Yaqut.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019