Pendapatan triwulan keempat, Oktober dan November, insya Allah ada peningkatan drastis
Surabaya (ANTARA) - PT Surveyor Indonesia optimistis bisa mencapai target pendapatan sebesar Rp1,4 triliun hingga akhir 2019.

"Kami optimistis mencapai target, kalau posisi di rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) itu Rp1,3 triliun sampai akhir Desember," kata Direktur Utama Dian M Noer dalam diskusi dengan awak media di Surabaya, Jatim, Kamis.

Namun, ia menjelaskan akan ada peningkatan pendapatan secara signifikan pada triwulan keempat 2019.

"Pendapatan triwulan keempat, Oktober dan November, insya Allah ada peningkatan drastis dan saya perkirakan akan sudah melampaui target, setelah bulan Agustus bergerak lagi. Jadi, kami pada 2019 ini Rp1,4 triliun atau di atas RKAP Rp1,3 triliun, mudah-mudahan bisa tercapai," katanya.

Hingga Agustus 2019, PT Surveyor Indonesia telah membukukan pendapatan sebesar Rp842 miliar dengan laba sebelum pajak Rp130 miliar.

Baca juga: Surveyor Indonesia bukukan pendapatan Rp842 miliar per Agustus 2019

Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor migas, mineral, dan batubara.

Sektor migas masih memenuhi kontribusi terbesar pada pendapatan pendapatan, yakni 39 persen pada Agustus 2019, kemudian mineral dan batubara 25 persen, penguatan institusi dan kelembagaan 23 persen, dan infrastruktur 13 persen.

Sementara itu, mineral dan batubara berkontribusi paling besar terhadap laba usaha hingga Agustus 2019, yakni 35 persen, penguatan institusi dan kelembagaan 28 persen, migas 23 persen, dan infrastruktur 14 persen.

"Pendapatan yang kami terima ini sifatnya cyclical, penerimaan di awal tahun itu biasanya melimpah karena ada pembayaran dari proyek tahun jamak, nah kami lihat adanya peningkatan pembayaran," katanya.

Dalam menyesuaikan kebutuhan pasar, Dian menuturkan pihaknya juga mulai melangkah dalam bisnis berbasis digital sebagai bagian dari transformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat.

"Kami bertransformasi ke arah digital dengan memberikan leverage pada produk dan jasa dengan teknologi yang mendukung revolusi industri 4.0 seperti IoT iInternet Of things), cloud computing dan penerapan keamanan cyber," ujarnya.

Di antaranya dengan modernisasi teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, serta melakukan diferensiasi bisnis berbasis digital.

Selain itu, lanjut dia. Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, di antaranya data master online (DMO) untuk pekerjaan survei mineral dan batubara, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati B20, sistem informasi cargo monitoring BBM serta aplikasi lab pelumas.

Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan e-office, human resources information services (HRIS) dan lainnya.

Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, diantaranya DMO untuk pekerjaan survei sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati, serta mobile apps lab pelumas. Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan e-office dan HRIS.

"Surveyor Indonesia terus berinovasi dalam layanan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan bisnis baru atau model bisnis baru yang berbasis teknologi digitalisasi serta melakukan diferensiasi produk dan jasa yang berbeda dengan kompetitor yang ada untuk memenangkan pasar," paparnya.

Dian menambahkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat untuk menghadapi tantangan bisnis sekarang dan masa yang akan datang. Agar transformasi dapat terwujud, Surveyor Indonesia terus melakukan pengembangan SDM yang memiliki kompetensi nasional dan internasional sebagai aset utama perusahaan dalam menghadapi persaingan dan tantangan global di masa depan.

Surveyor Indonesia dituntut untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keahlian sesuai praktik terbaik (best practices) dan didukung dengan penguasaan teknologi terkini dan digitalisasi.

Revolusi Industri 4.0 menuntut manajemen meninggalkan pola business as usual (menjalankan bisnis seperti biasanya) agar dapat memenangkan persaingan usaha baik di dalam negeri maupun global.

“Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi secara masif, pengembangan Industri 4.0, Internet of Things, artificial intelligence, cloud computing dan media sosial telah mengubah cara hidup manusia dan model bisnis yang ada,” ujarnya.

Baca juga: Transformasi bisnis, Surveyor Indonesia masuki bisnis digital
Baca juga: Surveyor Indonesia dukung peningkatan sektor energi dan infrastruktur


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019