Padang, (ANTARA) - Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal menemui ratusan mahasiswa dari DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang menggelar aksi solidaritas di depan Mapolda Sumbar menyampaikan aspirasinya menuntut kasus penembakan kader mereka Randi di Kendari, Sulawesi Tenggara agar diusut tuntas.

"Saya mohon maaf agak terlambat menemui adik-adik mahasiswa karena ada vikon dengan Kapolri, pembahasan kita sama yakni tentang kasus ini," katanya di hadapan mahasiswa di Padang, Jumat.

Ia mengucapkan rasa duka cita yang dalam karena mahasiswa jadi korban penembakan di Kendari saat dia menyampaikan aspirasi dalam aksi unjuk rasa di Kendari Sulawesi Tenggara.

Ia menjelaskan dalam hal ini kepolisian bersikap sama yakni akan mengusut kasus ini dan sesuai arahan Kapolri ada dua tim yang dikirim ke Kendari.

"Kapolri menugaskan dua tim yang diutus ke sana mengusut kejadian tersebut yang terdiri dari tim Propam dan tim Mabes Polri," kata dia.

Ia mengatakan pihaknya menyesalkan terjadi penembakan tersebut karena dalam standar operasi tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam.

"Kapolri juga tidak membenarkan adanya petugas menggunakan peluru karet," katanya.

Dirinya berharap kasus ini dapat segera diungkap secara tuntas dan pesan adik-adik akan disampaikan kepada Mabes Polri.

"Saya tandatangani tuntutan adik-adik ini dan selanjutnya kita sampaikan ke Mabes Polri," kata dia.

Baca juga: Pedemo Sumbar minta polisi usut kasus penembakan mahasiswa

Baca juga: Polisi kumpulkan bukti ungkap pelaku penembakan di Sultra

Baca juga: Kapolda Sultra: Ibu hamil ikut jadi korban penembakan


Sebelumnya ratusan mahasiswa dari DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Barat meminta polisi mengusut tuntas kasus penembakan kader IMM Randi di Kendari dalam aksi unjuk rasa di Kendari Sulawesi Tenggara.

Ketua Umum DPD IMM Ihya Rizki dalam orasinya di Padang, Jumat mengatakan kedatangannya ke Mapolda Sumbar melakukan aksi solidaritas karena kader IMM menjadi korban penembakan.

"Kami minta agar kasus ini diusut tuntas oleh kepolisian," kata dia.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019