Ambon (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengimbau warga yang tidak terdampak gempa bermaknitudo 6,5 yang menguncang Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah serta Seram Bagian Barat (SBB) untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

"Warga yang rumahnya tidak rusak dan tahan gempa, sebaiknya kembali ke rumahnya, sehingga tidak merepotkan penanganan para korban yang dilakukan pemerintah," katanya, saat meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana di Kota dan Pulau Ambon, Jumat.

Doni Monardo yang didampingi Gubernur Maluku, Murad Ismail mengaku memahami suasana trauma yang dialami masyarakat di sejumlah wilayah di Maluku yang terdampak gempa tektonik pada Kamis (26/9) pukul 08.46 WIT tersebut.

"Saya sangat memahami kondisi dan suasana hati yang dialami warga yang terdampak langsung bencana tersebut, apalagi yang anggota keluarganya meninggal, tetapi jika rumahnya tidak rusak dan konstruksinya tahan gempa sebaiknya kembali ke rumah masing-masing," katanya.

Baca juga: Kepala BNPB: Kembali ke rumah bila dua jam tidak ada gempa susulan

Kepada warga di sejumlah lokasi penampungan, mantan Pangdam XVI Pattimura tersebut menegaskan, kehadirannya atas perintah Presiden Joko Widodo untuk melihat kondisi pascagempa M 6,5 tersebut.
Kepala BNPB Doni Monardo berdialog dengan seorang warga bersama anaknya yang menjadi korban gempa dan sedang mengungsi di tenda lapangan di kampus Universitas Darusalam (Unidar) di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah, Jumat (27/9). (Humas Pemprov Maluku)
Dia juga memanfaatkan kunjungan dan pertemuan dengan warga tersebut untuk meyakinkan mereka bahwa tidak akan terjadi tsunami seperti isu tidak tertanggungjawab banyak berkembang tengah masyarakat di Ambon.

Begitu juga warga yang rumahnya jauh dari pesisir pantai serta rumahnya tidak rusak juga diminta untuk tidak ikut-ikutan mengungsi karena akan memunculkan masalah baru seperti makanan, kesehatan dan sanitasi.

Doni menyadari tidak mudah menyadarkan dan meyakinkan masyarakat yang mengalami trauma bahwa tsunami hanya akan terjadi karena dipicu kekuatan gempa dalam skala magnitudo tertentu saja.

"Karena itu setelah ini langkah pertama yang akan dilakukan yakni BNPB, BPBD provinsi dan kabupaten kota untuk menyosialisasikan dan meyakinkan masyarakat tentang dampak gempa dan tsunami serta cara-cara menghadapinya," katanya.

Upaya tersebut dilakukan dengan menggandeng berbagai kelompok kepentingan baik tokoh masyarakat, pemuka agama, pemuka adat serta tokoh pemuda untuk turun langsung bertemu dengan warga untuk menyampaikan informasi yang benar tentang bencana alam serta upaya mitigasi yang perlu dilakukan.

"Jadi semua elemen harus bergerak bersama memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga kondisi traumatis yang dialami dapat segera diatasi," ujarnya.

Baca juga: BNPB bantu Rp1 miliar untuk penanganan gempa Ambon
Baca juga: PMI Maluku siagakan korps sukarela tangani korban gempa

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019