Banjarmasin (ANTARA) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Yudha Ahmadi mengatakan, kadar garam air di Sungai Martapura wilayah Banjarmasin masih tinggi meski sudah ada turun hujan.

"Kadar garam air Sungai Martapura masih tinggi hingga belum bisa diolah," ucap Yudha Ahmadi saat ditemui di gedung DPRD Kota Banjarmasin, Senin.

Menurut dia, ada penurunan kadar garam air sungai Martapura dengan adanya turun hujan, tapi masih belum di bawah batas bisa diolah.

"Kadar air sungai Martapura tadinya sampai 6.000 mililiter perliternya mengandung kadar asin, tapi ini sudah turun, tapi di atas 2.000 mililiter, masih tinggi," ucapnya.
Baca juga: Sungai Martapura mulai terkena intrusi air laut

Dia berharap, hujan akan turun terus dibagikan hulu sungai, sehingga dapat mendorong air laut yang masuk ke sungai Martapura tersebut ke laut lagi.

"Kalau tidak terjadi demikian, kita belum bisa memfungsikan pengambilan air baku di intek Sungai Bilu, sebab air laut yang masuk ke sungai Martapura sudah jauh ke dalam," tutur Yudha Ahmadi.

Menurut dia, dengan tidak berfungsinya intek Sungai Bilu yang mampu menyedot air baku sekitar 500 liter perdetiknya untuk diolah tersebut, maka distribusi air bersih ke pelanggan tetap berkurang sampai 30 persen.
Baca juga: 32 provinsi hadiri Kongres Sungai di Banjarmasin

Sebab, produksi air bersih, kata dia, hanya dapat diambil air bakunya dari Intel Sungai Tabuk di wilayah Kabupaten Banjar, dengan daya sedot 1.7000 liter perdetiknya.

Dia mengakui, banyak terjadi kesulitan memperoleh air bersih bagi pelanggan di pinggiran karena masalah air baku yang tidak maksimal didapat PDAM ini, namun tetap pihaknya upayakan untuk distribusi melalui unit-unit truk tangki pengangkut.

"Asal ada permintaan dari warga, kita akan kirim sedapat mungkin, kita upayakan, kita juga mengharapkan masyarakat dapat memaklumi kejadian saat kemarau panjang ini," katanya.
Baca juga: Warna Sungai Martapura berubah hijau tosca diteliti

Pewarta: Sukarli
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019