Infrastruktur kita perlukan sebagai pengungkit
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, pembangunan infrastruktur di berbagai daerah harus dapat terhubung dengan kawasan industri rakyat dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

"Ekonomi kita belum efisien, dan belanja infrastruktur belum memicu sektor ekonomi lain bergerak. Singkatnya, kurang nendang. Infrastruktur kita perlukan sebagai pengungkit dan memberikan dampak terhadap transformasi dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menteri PUPR memaparkan berbagai kawasan industri rakyat yang harus terhubung oleh infrastruktur antara lain adalah industri kecil dan kawasan pariwisata.

Baca juga: Menteri PUPR dorong pasar modal biayai infrastruktur jalan tol

Ia juga mengingatkan bahwa daya tahan Indonesia sangat tergantung pada ketangguhan infrastruktur yang kita miliki di kota, desa, kawasan pedalaman, perbatasan, serta pulau-pulau terluar dan terdepan. "Daya tahan ini terbukti dengan bertahannya Indonesia dalam stagnasi ekonomi dunia lima tahun terakhir ini," katanya.

Dalam kurun waktu selama lima tahun terakhir, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia mengalami peningkatan, dari posisi 61 pada tahun 2013 menjadi 52 pada tahun 2018.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, hingga akhir tahun 2019, panjang jalan beroperasi ditargetkan lebih kurang 1.500 kilometer atau melebihi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditetapkan sepanjang 1.000 kilometer.

Sedangkan pada kuartal II tahun 2020, dengan tantangan dalam pengadaan lahan, Kementerian PUPR jalan tol yang akan selesai akan bertambah menjadi 1.852 kilometer.

Baca juga: Menkeu sebut pembangunan infrastruktur 2020-2024 butuh Rp6.421 triliun

Pembangunan jalan tol dalam lima tahun kedepan akan terus dilanjutkan dengan target sekitar 2.500 kilometer dengan perkiraan investasi Rp250-375 triliun. Dalam pembangunannya, Pemerintah akan menggunakan pembiayaan dari investasi badan usaha maupun Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Sebelumnya, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengingatkan pemerintah melakukan perencanaan mendalam dalam pembangunan infrastruktur tahun 2020 agar tidak menimbulkan kerugian dari proyek yang dikerjakan.

Andry menyebutkan bahwa salah satu pembangunan infrastruktur yang kurang memberikan keuntungan optimal yakni Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, sehingga diharapkan agar konektivitas infrastruktur penunjang menjadi indikator penting untuk diperhatikan.

Baca juga: Infrastruktur jalan dukung KEK Likupang dibangun

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019