Semarang (ANTARA) - Indonesia Youth Forum (IYF) dan Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga menggandeng Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menggelar ajang kepemudaan bertajuk Pemuda Shalawatan, di Kota Semarang, Jumat (4/10) malam.

Bertempat di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo, kegiatan "Pemuda Shalawatan" ini dikemas dalam serangkaian acara seperti shalawatan, arahan tokoh, hingga tausiah dengan tujuan untuk menguatkan peran pemuda untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Baca juga: Empat negara ikuti Asian Youth Forum

Dalam acara tersebut, UIN Walisongo Semarang juga memberikan penghargaan Cendekiawan Muda Inspiratif kepada Asrorun Niam Sholeh yang diserahkan langsung oleh Rektor UIN Walisongo yakni Profesor Imam Taufiq.

Prof. Imam Taufiq mengatakan Niam merupakan salah satu tokoh muda yang tidak kenal lelah mendorong para pemuda untuk terus berkarya dan menempah diri menjadi pemuda yang berkualitas baik secara intelektual maupun spiritualis melalui berbagai program salah satunya dengan menginisiasi kegiatan "Pemuda Shalawatan".

Baca juga: Indonesia ambil bagian dalam London Youth Science Forum

Dalam sambutannya Asrorun Niam mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi dirinya memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dengan mendorong anak muda Indonesia untuk mau berkarya dan berkontribusi yang terbaik untuk bangsa.

Menurut dia, kegiatan "Pemuda Shalawatan" ini merupakan bagian dari upaya Kemenpora untuk mencanangkan bulan Oktober sebagai Bulan Pemuda.

"Para pemuda harus diajak kembali mengenang bulan Oktober 1928, di mana beberapa pemuda mencuatkan gelora persatuan Indonesia melalui Sumpah Pemuda. Inilah yang mendorong Kemenpora melalui Kantor Deputi Pengembangan Pemuda," ujarnya.

Baca juga: Delegasi Indonesia pimpin sidang umum pemuda Islam dunia di Turki

Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora tersebut menambahkan bahwa memberdayakan pemuda adalah keniscayaan bagi Indonesia sehingga ekspresi generasi muda dalam berkreasi dan berkarya harus terus didorong karena tanpa itu, Indonesia akan menjadi negara yang lemah.

"Patriotisme harus berbanding lurus dengan spiritualitas yang tinggi sehingga bulan oktober selain Sumpah Pemuda tanggal 22 Oktober nanti ada spirit Hari Santri, di mana patriotisme dan spiritualisme berbanding lurus sebagai modal untuk belajar mendahulukan kepentingan orang banyak dan bangsa," kata Niam.

Baca juga: Empat pemuda Indonesia hadiri "Unesco Youth Forum"

Selain itu, jika benar-benar cinta Rasulullah, maka jangan gampang dibohongi hoaks dan menyebarkan berita bohong, yang dapat menyebabkan kehancuran dan pertikaian.

Sebagai tokoh muda, Niam menekankan bahwa spirit Sumpah Pemuda yang akan diselebrasikan pada 28 Oktober nanti harus dimaknai sebagai untuk menjadikan bulan ini sebagai Bulan Pemuda.

"Sebagai wujud komitmen konkretnya, Kemenpora menginisasi terwujudnya Bulan Pemuda tahun ini dengan kegiatan 'Pemuda Shalawatan'," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Founder Indonesia Youth Forum (IYF) Muhammad Abdul Idris mengaku bangga sekaligus mengapresiasi kegiatan "Pemuda Shalawatan" dalam rangka menyongsong peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan harapan bisa menjadi awal menggelorakan semangat Hari Sumpah Pemuda.

"Kita akan 'melaunching' dan mendoakan kesuksesan Bulan Pemuda diawali dengan kegiatan 'Pemuda Shalawatan' di UIN Walisongo Semarang. Semoga bisa menggelorakan semangat para pemuda,” ujarnya.

Dalam acara "Pemuda Shalawatan" tersebut, hadir beberapa figur anak muda baik individu maupun komunitas seperti Veve Zulfikar, Gus Azmi, dan kelompok hadrah As-Syahid, anak-anak muda yang menjadi representasi anak muda kreatif dan religius melalui karya mereka dibidang industri musik religius.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019