Palu (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Nilam Sari Lawira mendesak pemerintah kabupaten dan kota di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi dini bahaya banjir di musim hujan.

"Ya, tentu pemerintah di Pasigala diharapkan harus bisa lebih dini mengantisipasi bencana banjir di musim hujan, berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi dari bencana banjir sebelumnya," ucap Nilam Sari Lawira, di Palu, Rabu.

Desakan Ketua DPRD Sulteng itu menyusul adanya potensi banjir di tiga daerah terdampak gempa, tsunami dan likuefaksi, Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), menurut Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu.

Koordinator Analisa dan Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu, Affan Nugraha Diharsya, mengemukakan curah hujan di Palu, Sigi dan Donggala mulai terlihat.

"Palu dan Sigi dalam intensitas curah hujan sedang, namun Donggala dalam intensitas curah hujan lebat," ucap Affan Nugraha.

Baca juga: KPPPA minta pendapat pemerhati anak soal buku dukungan psikososial

Baca juga: Jadup 13,894 penyintas korban bencana Palu dan Sigi segera disalurkan

 

PASCA BENCANA, 14 KASUS PERNIKAHAN DINI DI KAMP PENGUNGSIAN PASIGALA



Hujan dengan intensitas lebat terjadi di Donggala meliputi wilayah Banawa dan Kecamatan Riopakava. Kemudian, untuk Kabupaten Sigi, Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu melaporkan, curah hujan dengan intensitas sedang mulai terlihat di Sigi bagian barat meliputi wilayah Dolo Barat dan Marawola.

Curah hujan dengan intensitas sedang juga dilaporkan oleh Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri terpantau di Kabupaten Sigi bagian Utara, meliputi Dolo, Gumbasa dan Kecamatan Biromaru. "Curah hujan intensitas sedang dan lebat, dapat berpotensi terjadinya banjir," katanya.

Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu memberikan gambaran bahwa jika terdeteksi berpotensi terjadi banjir di musim hujan tahun 2019, maka Stasiun Meteorologi memperkirakan banjir yang terjadi merupakan siklus pengulangan.

Siklus pengulangan, menurut Stasiun Meteorologi, perlu diwaspadai karena berpotensi merusak. Potensi terjadinya siklus pengulangan yaitu pada November atau Desember untuk daerah yang mengikuti pola iklim monsunal di Sulteng.

"Karena itu Stasiun Meteorologi menghimbau waspada terhadap siklus banjir tahunan di musim hujan tahun 2019, karena terindikasi ada potensi banjir lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Tidak hanya hujan, Stasiun Meteorologi melaporkan bahwa tiga daerah terdampak hujan juga berpotensi disertai angin kencang dan petir.

"Hujan dengan intensitas sedang dan lebat berpotensi disertai dengan angin kencang dan petir," katanya.

Baca juga: 5.005 KK penyintas bencana Donggala terancam tak dapat bantuan jadup

Baca juga: Wapres JK pertanyakan perkembangan huntap penyintas bencana Kota Palu


Karena itu, Nilam Sari mendesak agar segera dilakukan langkah-langkah antisipasi dini pencegahan bahaya banjir. Hal itu agar bencana yang mungkin terjadi di musim tahun ini bisa diminimalisir.

"Yang terpenting adalah mengatasi apa yang menjadi sumber penyebab adanya banjir di wilayah tersebut. Jika yang menjadi sumber masalah karena adanya hutan yang mulai gundul atau kerusakan daerah aliran sungai, tentu harus dicari solusi perbaikan untuk sumber masalah tersebut," kata Nilam Sari Lawira.

Nilam yang merupakan politisi Partai NasDem juga meminta pemerintah di Pasigala agar rutin memberikan informasi yang benar kepada masyarakat di Pasigala terkait potensi-potensi banjir, untuk meminimalisir dampak.

"Disamping itu informasi yang kredibel harus disampaikan oleh pemerintah di Pasigala kepada masyarakat, tentang daerah-daerah yang rawan banjir perlu untuk diingatkan kepada seluruh masyarakat," ujar Nilam Sari Lawira.*

Baca juga: TNI-Polri amankan lokasi kunjungan Wapres di Petobo

Baca juga: Menanti peran nyata legislator pulihkan Pasigala

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019