Jakarta (ANTARA) - Empat penggali kubur di TPU Wakaf belakang SESKOAL Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kesulitan menggali makam untuk jenazah korban demo pelajar bernama Akbar Alamsyah, Jumat.

Menurut Uli (40), salah satu petugas penggali makam, penggalian makam dimulai dari jam 06.30 WIB.

"Tanahnya agak keras, biasa kalau kemarau gitu tanahnya kering, jadi agak susah digalinya," kata Uli saat ditemui TPU wakaf.

Uli bersama tiga temannya membutuhkan setidaknya empat ember air untuk mengangkat tanah kuburan yang sudah digali sejak pagi.

Setiap air disiramkan butuh waktu agar air tersebut terserap  tanah sehingga penggalian dapat mudah dilakukan.

"Rencana mau dimakamkan jam delapan, tapi jam segini belum selesai galinya," kata Uli.

Baca juga: Jenazah Alamsyah Akbar dimakamkan Jumat pagi
Baca juga: Alamsyah Akbar korban demo pelajar meninggal dunia


Untuk bisa dimakamkan, liang kubur diperlukan setinggi dada orang dewasa. Hingga pukul 07.45 WIB, kedalaman kuburan masih berada di atas pusar orang dewasa.

Menurut Uli, hal biasa setiap kemarau tanah agak keras digali karena kering. Berbeda dengan musim hujan tanah mudah digali.

Uli mengaku, makam ini disiapkan untuk keponakan Bapak Matle yang bernama Alam. Matle adalah paman dari Akbar yang juga ketua koperasi di lingkungan setempat.

"Saya enggak tau jenazah yang mau dimakamkan ini korban demo atau gimana, taunya ini yang mau dimakamkan namanya Alam, ponakannya Pak Matle," kata Uli.

Menurut Uli, lokasi makam ini sesuai permintaan keluarga. Di lokasi serupa juga ada makam paman dari almarhum Akbar.

"Itu makan pamannya, Jumhari, meninggalnya bulan Juni lalu," kata Uli

Hingga berita ini diturunkan petugas makam di TPU Wakaf Cipulir ini masih melakukan penggalian, sementara pihak keluarga masih melakukan proses shalat jenazah di masjid terdekat.

Sekitar pukul 07.30 WIB, sejumlah anggota Polsek Kebayoran Lama tiba di lokasi makam melakukan pengecekan dan mengambil sejumlah dokumentasi.

Sementara itu, tidak jauh dari kuburan dua warga sedang membuat papan nisan bertuliskan nama Akbar Alam R bin Yanuar, lahir Jakarta 17 Januari 2000 wafat tanggal 10 Oktober 2019.

Baca juga: Lewat pesan singkat, Rosminah temukan anaknya yang koma akibat demo
Baca juga: Alam sempat dilarang ibunya pergi menonton demo DPR


Korban ricuh dalam demo pelajar, Alamsyah Akbar. telah meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kamis (10/10) petang.

"Sekitar jam 5," ujar Rosminah saat dihubungi lewat sambungan telepon.

Rosminah mengatakan tidak mengetahui penyebab meninggalnya sang anak.

"Saya kurang terlalu tahu. Saya datang ternyata sudah meninggal," kata Rosminah dengan suara bergetar.

Sebelumnya, demo pelajar di DPR RI yang berakhir ricuh pada Kamis (26/9) menyebabkan banyak korban berjatuhan baik dari sisi pendemo maupun petugas keamanan.

Salah satu yang menjadi korban dalam demo pelajar tersebut adalah Akbar Alamsyah dirawat intensif di CICU RSPAD Gatot Subroto.

Akbar diketahui mengalami retak pada tempurung kepala dan sempat menjalani operasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Keberadaan Akbar sempat tidak diketahui pascademo pelajar tanggal 25 September 2019 dan baru diketahui pada 28 September 2019 dalam kondisi koma di rumah sakit.
Baca juga: Ibu korban demo pelajar ingin fokus merawat anaknya
Baca juga: Polisi bantah luka Akbar Alamsyah akibat kekerasan aparat

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019