Fenomena ini merupakan peristiwa di mana matahari persis tegak lurus dan seolah bayangan tidak ada.
Semarang (ANTARA) - Beberapa warga Kota Semarang, Jawa Tengah, sengaja membuktikan fenomena kulminasi matahari atau hari tanpa bayangan yang terjadi hari ini pukul 11.25 WIB.

Berdasarkan pantauan di sekitar kawasan Monumen Tugu Muda, Semarang, Jumat, beberapa orang terlihat memotret benda-benda atau dirinya sendiri di bawah terik sinar matahari.

Aditya Tri Saputra (23), mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, sengaja membawa botol minuman air mineral yang kemudian dipotret menggunakan kamera telepon selulernya.

"Saya hanya ingin membuktikan informasi di berbagai media sosial mengenai hari tanpa bayangan yang terjadi hari ini. Hasilnya memang tidak ada bayangannya," kata mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual yang datang ke Tugu Muda bersama sejumlah temannya.

Baca juga: BMKG sebut hari tanpa bayangan akibat matahari tepat di atas

Baca juga: Fenomena hari tanpa bayangan di Jepara diwarnai awan mendung

 

Dalam dua hari bayangan Ka’bah menghilang


Btharie Nasheeta (20) mengaku penasaran dengan fenomena hari tanpa bayangan tahun ini.

Perempuan warga Gunungpati Semarang itu beberapa kali memotret dirinya sendiri yang sedang dalam posisi berdiri untuk melihat ada bayangannya atau tidak.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Iis W Harmoko saat dihubungi melalui telepon menjelaskan bahwa fenomena kulminasi terjadi setiap tahun karena pengaruh pergerakan matahari.

Saat terjadi kulminasi matahari bergerak menuju ke arah selatan khatulistiwa.

Menurut dia, hari tanpa bayangan bukanlah fenomena yang perlu dikhawatirkan dan tidak berdampak apa-apa sehingga masyarakat tidak perlu panik.

"Fenomena ini merupakan peristiwa di mana matahari persis tegak lurus dan seolah bayangan tidak ada," katanya.

Fenomena hari tanpa bayangan terjadi pada 10-13 Oktober 2019 di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Jepara, Pekalongan, Kudus, Demak, Pemalang, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas.*

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019